Disdik Sumedang Ditantang Optimalkan Layanan Dasar Sektor Pendidikan

INISUMEDANG.COM – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumedang ditantang untuk lebih mengoptimalkan lagi pelayanan dasar sektor pendidikan.

Tantangan tersebut disampaikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Sumedang Yudia Ramli saat melakukan monitoring sekaligus silaturahmi dengan jajaran Disdik Kabupaten Sumedang di Aula Dinas Pendidikan, Selasa kemarin 14 Mei 2024.

Menurut Yudia, Disdik mempunyai peran signifikan dan sentral, salah satunya urusan wajib, termasuk pelayanan dasar pendidikan. Karena pendidikan merupakan kewajiban, terlebih dalam upaya membangun Sumedang Sehati.

Ini Baca Juga :  Aipda Hadiyanto, Anggota Brimob yang Gugur di Cihamerang Sumedang Terkenal Berkepribadian Baik

Selain itu, lanjut Yudia, kemiskinan juga berkaitan erat dengan rendahnya pendidikan.

“Miskin karena tidak sekolah, Sehingga tidak memiliki keahlian. Untuk itu, Disdik harus memastikan agar anak-anak mendapatkan haknya untuk sekolah,” ungkapnya.

Tak sampai disitu, Pj Bupati Sumedang meminta juga Disdik untuk memperhatikan kesejahteraan guru PAUD. Terlebih insentif yang diterima guru PAUD harus ditingkatkan agar tidak masuk kategori miskin ekstrem.

“Guru PAUD memiliki peran penting dalam pembentukan golden age anak anak. Saat ini guru PAUD mendapatkan gaji Rp. 280 ribu perbulan. Maka dari itu, saya tantang Disdik supaya guru PAUD tidak masuk kategori kemiskinan ekstrem,” tuturnya.

Ini Baca Juga :  UPDB Bumdesma Tanjungkerta Sumedang Bagikan Bansos Kepada 144 RTM

Adapun tantangan lainnya, Yudia meminta kepada Disdik membuat karya lagu Mars Sumedang untuk dilombakan.

Sementara dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, Yudia meminta jajaran Disdik menganggarkan untuk penghargaan bagi para guru-guru berprestasi khususnya di daerah daerah terpencil.

“Guru-guru berjasa, pejuang veteran guru diberikan penghargaan supaya guru-guru termotivasi. Terutama guru guru yang berada di daerah terpencil,” ungkapnya.

Kemudian untuk penanganan anak berkebutuhan khusus  seperti autis yang memiliki hak sama dengan anak pada umumnya untuk mengenyam jenjang pendidikan. Menurut Yudia tidak adanya sekolah yang menerima anak autis karena tidak ada guru yang tahu untuk menangani anak autis itu.

Ini Baca Juga :  MUSRENBANG : PIK Situraja Rp.648 Juta Fokus Pada Insfrastruktur Jalan

Untuk itu, Yudia juga meminta, anak Autis jangan dimasukan ke SLB. Karena Autis punya penanganan sendiri.

“Saya minta secepatnya data anak-anak autis SD dan SMP di Sumedang. Dan lakukan pelatihan bagi guru dalam menangani anak autis,” harapnya.