Dipercaya Peninggalan Sunan Gunung Djati, Ini Keistimewaan Sumur Cikahuripan di Cikalong Sumedang

Sumur Cikahuripan Cikalong
Sumur Cikahuripan di Cikalong Tomo Kabupaten Sumedang yang dipercaya peninggalan Sunan Gunung Djati

INISUMEDANG.COM – Keberadaan Sumur Cikahuripan atau Sumur Kehidupan dalam bahasa Indonesia di Dusun Cikalong Desa Tomo Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, dipercayai sebagian besar masyarakat merupakan peninggalan dari Sunan Gunung Djati, yang konon katanya pernah singgah ketika melakukan perjalanan ke Padjajaran.

Masyarakat mempercayai karena kisah itu berdasarkan cerita dari para leluhur atau nenek moyangnya warga setempat.

Berbagai keistimewaan Sumur Cikahuripan ini, memang terjadi dan dirasakan oleh warga sekitar. Keistimewaan Sumur Cikahuripan itu seperti, sumur yang tidak pernah kering walaupun musim kemarau panjang dan rasa air sedikit yang manis. Serta tidak akan sakit perut walaupun dikonsumsi langsung tanpa dimasak terlebih dahulu.

Maman salah seorang warga Cikalong mengatakan, dulu banyak warga luar daerah yang datang untuk ziarah serta mengambil air sebagai obat.

Ini Baca Juga :  Bukit Lebak Naga: Destinasi Impian Bagi Pecinta Hiking di Kalimantan Selatan

“Dulu itu, di Cikalong
hanya ada satu-satunya sumur yang tidak pernah kering walaupun banyak orang yang mengambilnya. Bahkan para peziarah selalu membawa air dari Sumur Cikahuripan itu untuk obat ketika pulang,” ujar Maman.

Umumnya, para peziarah yang sudah mengambil air di Sumur Cikahuripan itu, suka melemparkan uang koin ke dalam Sumur Cikahuripan tersebut.

“Saya masih ingat betul ketika masih kecil, Sumur Cikahuripan sering dikuras setiap setahun sekali. Saat membersihkan sumur itu, banyak warga di daerah ini yang berebut mengambil uang receh yang sebelumnya dilemparkan ke dalam sumur oleh para peziarah,” tutur Maman.

Dari 7 Sumur Cikahuripan, Ada 3 Sumur Yang Diketahui

Berdasarkan informasi dari para orang tua dulu, kata Maman, Sumur Cikahuripan di Sumedang ada 7. Namun yang baru diketahui dan dipercaya Sumur Cikahuripan sekarang ini ada 3.

Ini Baca Juga :  Gedung Persembunyian Tentara Belanda Ini, Masih Berdiri Kokoh di Tanjungsari Sumedang

“Ada 3 katanya yang baru diketahui, satu di Desa Marongge, di Citele Tolengas dan yang satu lagi yang di Cikalong ini,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Ketua BPD Desa Tomo Ustadz Ate sapaan akrabnya mengatakan, jika berdasarkan cerita dari nenek moyang, bahwa Sumur Cikahuripan dibuat oleh Sunan Gunung Djati yang sedang istirahat dalam perjalanannya menuju ke Padjajaran.

“Ceuk Carita Baheula Sunan Gunung Djati rek indit ka Padjadjaran, ngasoan. Terus ngieun kokowakan kaluar cai nu digunakeun keur nginum, mandi jeung wudhu” (Menurut cerita jaman dulu, Sunan Gunung Djati akan berangkat ke Padjajaran. Istirahat, terus membuat sumur kecil lalu keluar air yang digunakan untuk minum, mandi dan Wudhu),” kata Ustadz Ate.

Ini Baca Juga :  Forum Komunikasi BPD Sumedang Dilantik

Bahkan, kata Ustadz Ate, pada tahun 2006 lalu, datang orang yang berjubah dari Yayasan Gunung Djati Cirebon, mengaku mau mencari tanah milik Sunan Gunung Djati yang ditandai dengan sumur tersebut. Sekaligus ingin mengklaim tanah tersebut.

Namun, waktu itu mendapatkan penolakan Alm Ayah (nama sapaan) Pimpinan Ponpes Darul Faizin waktu itu.

“Alm Ayah (Pimpinan Ponpes Darul Faizin) menolak dan meminta bukti pengklaiman tersebut. Namun, pihak yang mengaku dari Yayasan Gunung Djati tidak bisa membuktikannya. Dan akhirnya kembali ke Cirebon,” ujarnya.