Dinilai Merendahkan Pencak Silat, Ketua DPC P3S Gagak Lumayung Sumedang Kutuk Pernyataan Menteri Investasi

Ketua Gagak Lemayung

INISUMEDANG.COM – Ketua DPC P3S Gagak Lumayung Sumedang yang juga Pendiri Ulin Usik Kasumedangan, Andi Lesmana mengutuk keras pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang dinilai telah melecehkan dan merendahkan terhadap institusi dan insan pencak silat, dalam sebuah webinar pada Kamis 12 Agustus 2021 lalu.

Menurut Andi, pernyataan seorang menteri investasi yang minus wawasan kearifan lokal mencatut istilah pencak silat kedalam pernyataan liar yang diciptakannya dimana “pencak silat” dijadikan pilihan kata untuk mengumpamakan kenakalan para pengusaha.

“Dia benar-benar “murtad” terhadap nilai-nilai Adi Luhung budaya Sunda khususnya dan Nusantara pada umumnya.
Pencak Silat adalah seni perjuangan, dan karenanya rakyat Indonesia berjuang mempertahankan kehormatan bangsanya,” kata Andi, Sabtu (14/8/2021).

Lebih lanjut Andi mengatakan, pada masa perjuangan dulu, banyak tokoh pencak silat yang akhirnya tampil menjadi pemimpin perjuangan rakyat melawan kolonial.

“Melalui media ini kami menuntut agar yang bersangkutan meminta maaf kepada seluruh insan pencak silat. Terlebih dia harus meminta maaf kepada para pejuang negeri ini yang tentunya banyak dari para pejuang yg merupakan para pendekar pencak silat Nusantara,” tuturnya.

Ini Baca Juga :  Resmikan Gedung Pusat Pencak Silat di Sumedang, Ridwan Kamil: Pencak Silat Juga Etalase Wajah Kebudayaan di Indonesia

Pernyataan Menteri tersebut, sambung Bahlil, harus menjadi bahan evaluasi kepada pemerintah Pusat tentang pentingnya bagi para pejabat Negara menguasai wawasan kearifan lokal.

“Budaya adalah benteng terakhir pertahanan kita. Siapa pun yang mengabaikan nilai-nilai Adi Luhung budaya kita senyatanya kita telah menghancurkan benteng pertahanan sendiri,” tegasnya.

Andi menambahkan, P3S Gagak Lumayung sendiri, merupakan organisasi penggemar dan praktisi pencak silat yang didirikan tahun 1955 dan telah menorehkan sejarah Dimana para jawara pencak silat pada waktu itu memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pelaksanaan konferensi Asia Afrika di Bandung dalam rangka membantu sistem pengamanan dalam acara tersebut.