Dijuluki Kyai Ambon, Ternyata Raden Husain Ini Asli Orang Sumedang

Ilustrasi/poto dok. santricendikia.com

INISUMEDANG.COM – Kyai atau Mama Ambon adalah asli Orang Sumedang, yang berilmu tinggi dengan karomah karomahnya.

Mama Ambon nama aslinya adalah Raden Husain yang memiliki perguruan atau padepokan yang sekarang tempatnya di Kaum belakang Mesjid Agung Sumedang.

Dikisahkan oleh Raden H. Yusup Sutriaman Adi bahwa Raden Saleh tinggal di daerah Cipada tidak jauh dari Kaum Mesjid Agung Alun alun. Dijuluki kyai atau mama Ambon ketika Raden Saleh dibuang oleh Belanda. Karena merasa bahwa Raden Saleh akan memberontak kepada Belanda kala itu.

“Raden Saleh diketahui akan memberontak ketika Opas (Prajurit Belanda) diminta memohon bantuan kepada Raden Saleh untuk mengobati istri pimpinannya Asissten Residen (AR) (gedung yang dipakai oleh DPRD Sumedang). Opas tersebut mendatangi Raden Saleh dibelakang Mesjid Agung,” ungkap Yusup saat diwawancarai IniSumedang.com Selasa 14 Maret 2022 di kediamannya.

Ini Baca Juga :  Produk Padi Organik Cikurubuk Sumedang Disebut Menjadi Role Model di Jawa Barat

Ketika ditemui, sambung Yusup, ternyata ditempat Raden Saleh sedang berlatih beladiri, dan akhirnya si Opas itu nekat juga meminta air untuk mengobati istri pimpinannya itu. Setelah mendapatkan air dari Raden Saleh lalu air tersebut dibawa pulang oleh si Opas dan diberikan ke pimpinannya.

Air Karomah Raden Saleh

“Setelah air karomah dari Raden Saleh lalu air itu diminumkan ke istrinya dan hasilnya sembuh langsung. AR meminta air dari Raden Saleh, karena sudah mengobati istrinya kemana mana penyakit istrinya tak kunjung sembuh,” ungkap Yusup.

Setelah itu, lanjut Yusup, Si Opas meminta kepada Raden Saleh untuk ikut dengannya karena perintah dari pimpinannya itu untuk mengobati istrinya.

“Raden Saleh menolak dengan lantang ke si Opas itu dan mengatakan,” Siapa yang butuh, ya datang kesini!, bukan saya yang harus datang,” tegas Raden Saleh kepada si Opas. Sontak kaget si Opas maka balik lagi ke pimpinannya untuk melaporkan kejadian itu, dan akhirnya karena istri pimpinannya itu sudah sakit parah sehingga si Opas diminta meminta air karomah ke Raden Saleh,”

Ini Baca Juga :  Transformasi UPDB ke Bumdesma, Pengelolaannya Harus Serius

“Jadi pertama datang si Opas ke tempat Raden Saleh belum ada yang latihan beladiri. Namun, kedua kali datang si Opas itu untuk meminta air karomah, ternyata ada latihan beladiri di tempat Raden Saleh. Maka sambil membawa air dari tempat Raden Saleh si Opas juga melaporkan ke Pimpinanya bahwa di tempat Raden Saleh ada latihan beladiri,” ujar Yusup.

Sejak itu, sambung Yusup, Raden Saleh dicurigai akan memberontak ke Belanda. Sehingga Raden Saleh ditangkap dan dibuang ke Ambon oleh Belanda pada tahun 1890.

Ini Baca Juga :  Jadwal Shalat Untuk Wilayah Subang, Majalengka, Sumedang Jumat 18 Maret 2022 dan Tata Cara Shalat Tasbih

Bertahun tahun Raden Saleh berada di Ambon dijalaninya dengan sabar, namun apa yang terjadi. Ternyata, Raden Saleh di Ambon bisa menyebarkan Agama Islam sampai meluas kemana mana hingga ke Maluku.

Pada tahun 1917 atas pertolongan dari Pangeran Mekah, Raden Saleh mendapatkan remisi dari kerjaan Belanda dan bisa kembali lagi ke tanah jawa di Sumedang.

“Selepas pulang dari pengasingan, Raden Saleh dijuluki sebagai kyai Ambon atau Mama Ambon. Dijuluki nama Ambon itu, karena Raden Saleh telah menyebarkan Agama Islam di tanah Ambon dan Maluku. Hingga saat ini, Mama Ambon di makamkan di Batu Reok Cipada Kelurahan Kota Kulon Kecamatan Sumedang Selatan,” ujar Yusup.