SUMEDANG, 12 Juli 2025 – Universitas Koperasi Indonesia (Ikopin University) menggelar Sidang Terbuka Senat Akademik yang berlangsung khidmat pada 12 Juli 2025 dalam rangka Dies Natalis ke-61, pengukuhan Guru Besar, dan peringatan Hari Koperasi ke-78.
Acara tersebut mengusung tema “Pendidikan Koperasi untuk Membangun Koperasi Tangguh dan Berkelanjutan”.
Dalam momen penting ini, Prof. Dr. Sugiyanto, Drs., M.Sc., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Ikopin University. Sidang terbuka yang digelar di Gedung Suhardani kampus itu dihadiri jajaran senat akademik dan Kadiskop UMKM Kab Sumedang.
Rektor Ikopin University, Prof. Dr. Agus Pakpahan, MS., dalam pidatonya mengingatkan kembali sejarah pendirian Ikopin pada 18 Juli 1984 yang awalnya bernama Akademi Koperasi Indonesia dan menekankan pentingnya pendidikan koperasi sebagai pilar utama penguatan kelembagaan koperasi di Indonesia.
“Pendidikan koperasi yang berkualitas akan menghasilkan tenaga-tenaga koperasi yang mampu dan terampil mengelola koperasi secara modern. Ini adalah amanah besar yang harus terus kita perjuangkan,” ujar Prof. Agus.
Ia juga menyoroti tantangan mendasar yang dihadapi dunia koperasi saat ini, yakni belum diakuinya koperasi sebagai rumpun ilmu mandiri dalam sistem pendidikan nasional. Koperasi masih kerap diposisikan hanya sebagai bagian dari ekonomi atau manajemen.
“Padahal, menurut data dan praktik empiris, koperasi memiliki potensi ekonomi luar biasa. Bahkan di beberapa negara seperti Swedia, Norwegia, hingga Amerika Serikat, koperasi memiliki pendapatan yang melebihi lembaga-lembaga keuangan besar,” tambahnya.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Sugiyanto menyampaikan bahwa orientasi koperasi bukan semata-mata mencari laba, tetapi pelayanan dan kesejahteraan anggota. Ia mencontohkan sejumlah koperasi sukses di Indonesia yang mampu tumbuh dari skala kecil menjadi besar, dengan aset hingga triliunan rupiah.
“Kalau ingin koperasi kita maju, maka majukanlah dulu pendidikan koperasinya. Ikopin University sebagai satu-satunya universitas berbasis koperasi harus menjadi pusat keilmuan dan inovasi koperasi ke depan,” tegas Prof. Sugiyanto.
Acara ini juga menjadi momentum reflektif sekaligus ajakan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat sinergi dalam membangun koperasi yang modern, mandiri, dan berkelanjutan di era baru ekonomi nasional.
Terkait kebijakan pemerintah yang menggulirkan program Koperasi Merah Putih untuk penguatan koperasi, Prof. Sugiyanto mengapresiasi langkah tersebut sebagai sebuah peluang besar yang harus dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya di desa-desa.
“Program itu adalah opportunity yang sangat mahal. Kepala desa, perangkat, dan masyarakat harus menangkap peluang itu, bukan untuk sekadar memanfaatkannya secara pragmatis, tapi untuk dikembangkan demi kesejahteraan bersama,” katanya.