INISUMEDANG.COM – Gedung kesenian Geotheater yang satu tahun lalu ambruk akibat diterpa angin kencang, akhirnya diperbaiki dengan nilai anggaran Rp791,7 juta.
Namun, kini rehab Gedung Geotheater tersebut dipertanyakan warga. Pasalnya proses pengerjaannya tidak tepat waktu dari kontrak kerja.
Dikutip dari papan proyek yang berada di lokasi. Tertulis jika pekerjaan rehabilitasi gedung Geoteater dengan nomor SPK 04/SP/PPK/REHAB-GEO/DPKPP/2021 tertanggal 27 September 2021. Sementara waktu pelaksanaan, 90 hari kalender yang dimulai 27 September s/d 25 Desember 2021 dengan nilai kontrak Rp791,7 juta yang dilaksanakan CV. Abiyoga Pratama.
Kendati demikian, meski sudah habis kontrak, pantauan media ini, Minggu 26 Desember 2021 kemarin. Aktivitas rehab gedung Geotheater yang berdiri diatas tanah kasa Desa Sukamaju Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang, tampak masih dikerjakan oleh sejumlah pekerjanya.
“Perbaikan gedung itu sudah hampir dua bulan, tapi masih belum selesai. Bahkan informasinya, pihak perusahaan atau pemborong rehab gedung itu sudah difinal pemerintah karena batas waktu pekerjaan sudah habis. Tapi aneh, meski sudah difinal tetapi pekerjaan rehab masih berlangsung,” ujar Nanang warga setempat.
Tidak Adanya Pekerja dari Warga Setempat
Selain itu, sambung Nanang. Proses rehab gedung Geotheater juga tidak memperkerjakan warga setempat, malah melibatkan warga luar Desa di kecamatan Rancakalong. Malahan, ada warga setempat yang sempat mencoba untuk melamar kerja, ditolak pihak pemborong.
“Ada warga sekitar yang coba melamar, tapi ditolak oleh perusahaan,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan keterangan seorang pegawai yang bekerja pada rehab Gedung Geotheater membenarkan bahwa pekerjaan rehab sudah difinal pemerintah karena batas waktu sudah habis pada 25 Desember kemarin.
“Iya sudah difinal, dan saya hanya disuruh kerja,” ujar pekerja yang tidak diketahui namanya.
Adapun alasan keterlambatan rehab gedung, kata dia. Faktor cuaca yang saat ini terus diguyur hujan termasuk ketidaksesuaian antara realita pekerjaan di lokasi dengan perencanaan yang tertuang dalam gambar.
“Faktor keterlambatan ini, salah satunya menunggu keputusan penyesuaian gambar. Sehingga papan proyek tidak dipasang dulu, disimpan dibelakang gedung karena batas waktu rehab sudah habis”. Kata Pekerja yang ngaku warga Desa Margalaksana itu.
Perlu diketahui jika Gedung Geotheater yang menghabiskan anggaran senilai Rp3,9 miliar ini. Ambruk satu tahun yang lalu atau tepatnya tanggal 8 Desember 2020.
Atap Geotheater ambruk akibat angin kencang yang melanda sebagian wilayah Kecamatan Rancakalong waktu itu.