INISUMEDANG.COM – Dampak Pandemi Covid 19 di Indonesia, tidak hanya berpengaruh terhadap jalur ekonomi, namun juga berdampak pada dunia pendidikan. Yaitu angka putus sekolah meningkat.
Hasil riset mahasiswa ITB di Kabupaten Pandeglang dan beberapa sampel daerah di Indonesia menyebutkan, pada tahun 2020, terdapat 18,56% dari 1,2 jt penduduk tidak menamatkan pendidikan sekolah dasar sama sekali.
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya pandemi di Indonesia. Banyak anak-anak di Indonesia memilih untuk tidak sekolah. Karena kesulitan akses internet dan kekurangan perangkat pendukung pembelajaran jarak jauh.
Sekjen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti seperti dilansir kompas.com menyebut angka ini tinggi, yakni 10 kali lipat.
“Sebagai contoh saja anak-anak yang putus sekolah untuk anak SD saja ini meningkat 10 kali lipat dibanding tahun 2019,” tutur Suharti
Suharti mengatakan, angka putus sekolah ini juga disebabkan oleh orang tua. Yang merasa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak efektif dan mengartikan jika PJJ sama dengan tidak sekolah.
“Orang tua yang merasa pembelajaran jarak jauh yang diikuti oleh anaknya tidak memberikan kemampuan bagi mereka. Dan merasa sama saja anak-anak tidak sekolah, jadi mereka juga tidak menyekolahkan anaknya,” terangnya.
Rumah Badak Untuk Atasi Meningkatnya Angka Putus Sekolah
Mengatasi masalah tersebut, sekelompok mahasiswa ITB berinisiatif untuk membuat Rumah Baca Digital Kreatif (Rumah Badak). Pembuatan Rumah Badak ini merupakan salah satu program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa di bawah naungan Direktorat Kemahasiswaan ITB.
Jihad Fachri Ramadhan selaku ketua tim, mengatakan. Kegiatan ini memilki tiga tujuan, yaitu renovasi interior, pemasangan IoT (internet of things), dan sosialiasi literasi digital.
“IoT yang dipasang terdiri dari situs web (rumahbadak.id), alat sidik jari, CCTV, dan sistem perpustakaan digital. Nantinya, IoT ini memiliki infrastruktur digital yang terintegrasi melalui cloud computing,” ujarnya.
Setelah infrastruktur Rumah Badak selesai, selanjutnya dilakukan sosialiasi literasi digital kepada warga setempat.
Di balik kesuksesan program tersebut, terdapat kendala yang dihadapi oleh mereka. Salah satu kendalanya terkait manajemen waktu. “Jauhnya jarak ke lokasi, di tengah-tengah Kerja praktek merupakan tatangan bagi kami mengharuskan kami untuk menajemen waktu lebih baik,” ujar Fachri.
Meskipun begitu, mereka tetap mengucapkan banyak sekali terima kasih kepada segala elemen yang telah mendukung program tersebut.
“Harapannya, Rumah Badak ini bisa meningkatkan literasi digital bagi pengurus dan siswa Sabtu Mengajar serta terciptanya suasana aman dan nyaman untuk belajar dan mengajar,” tutur Jihad Fachri.
Dia juga berharap agar program ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi penerus negeri yang lebih berkualitas.