INISUMEDANG.COM – Kontroversial ajaran sesat di Ponpes Al Zaytun Indramayu terus menjadi sorotan. Setelah kesaksian mantan alumni lulusan Al Zaytun, kini kejanggalan datang dari mantan pengajar di ponpes pimpinan Panji Gumilang itu.
Menurut salah seorang mantan pengajar di Al Zaytun, yang tidak mau disebutkan namanya mengaku dia telah 7 tahun mengajar di Al Zaytun. Selama mengajar tidak ada hal hal aneh seperti yang diberitakan saat ini. Kurikulumnya menggunakan kurikulum pendidikan dan Kemenag serta kurikulum pesantren. Namun, ada yang janggal terkait aturan di pondok pesantren tersebut yang mewajibkan guru, pegawai, dan santri membayar pajak atau infak wajib sebesar 70 persen dari pendapatan selama bekerja.
“Gajinya memang besar, saya digaji Rp7 juta sebulan bersih. Asrama dan makan dikasih. Namun anehnya ada uang yang harus dikembalikan yakni alasannya infak untuk pembangunan masjid sebesar 70 persen. Artinya, jika saya gajihan 7 juta maka harus menginfakan gajih saya sebesar Rp4.9 juta. Jadi gaji yang didapat hanya Rp2.1 juta,” ujarnya.
Adanya aturan itu, sejak tahun 2015 silam. Sebelumnya memang gajihnya tidak dipotong dan mendapatkan hak yang sama seperti karyawan lain.
“Adanya aturan itu, saya keluar sejak 2018 silam, jadi gak tahu perkembangan di sana,” ujarnya.
Aturan Yang Tak Masuk Akal
Selain dia, ada dua orang rekannya yang sama sama orang Cimanggung yang mengajar di sana. Bahkan, rekan rekannya sama sama resign sejak adanya aturan yang tak masuk akal itu.
Semasa dirinya mengajar, Pimpinan sudah dipegang Panji Gumilang. Memang saat itu, Panji yang sering dipanggil syehk, orang yang paling disegani dan menjadi panutan para santri dan pengajar. Bahkan, sosoknya yang tinggi besar serta putih membuat orang orang kagum.
Tak hanya itu, kabar adanya pejabat tinggi negara, dan tamu tamu kehormatan yang sering berkunjung ke ponpes Al Zaytun dibenarkan dia. Nama Pak Kumis pun menjadi sosok yang paling ditakuti karena berpengaruh besar di Republik ini.
“Katanya, dibekingi oleh pejabat, namanya pak kumis,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Pendiri Yayasan Pesantren Indonesia yang menangungi Pondok Pesantren Al Zaytun, Imam Supriyanto saat diwawancarai live di acara Sisi Demokrasi TV one mengatakan jika Panji Gumilang sebagai dalang dibalik viralnya ajaran sesat di Al Zaytun. Sebab, kata dia, dulu dulu tidak ada ajaran yang melenceng dari syariat islam. Semuanya normal bahkan Al Zaytun pondok pesantren yang paling besar di Jabar dan disegani berbagai pejabat negara.
Tak sedikit, katanya, Pejabat negara mulai era pak Soeharto, Habibi, sampai Jokowi berkunjung ke sana. Namun, melencnengnya ketika tahun 2018 ke sini sejak laporan keuangan di pondok pesantren Al Zaytun membengkak. Dirinya menemukan adanya tagihan ke bank bank di Indonesia sampai Rp 2 miliyar per bulan. Bahkan ada yang harus dilelang aset di Al Zaytun gara gara tak bisa membayar utang ke bank.
“Jadi secara financial Panji Gumilang itu kelabakan masalah uang. Jadi mulai melenceng ajarannya, pake ada salam Yahudi segala. Dan yang saya tahu Panji Gumilang itu berafiliasi ke Israel karena penyumbang keuangan untuk biaya operasional ke sana. Pertanyaannya, kemana peran pemerintah terkait isyu ini,” ujarnya.