Berita  

Cerita Keluarga Lie saat Merayakan Imlek di Sumedang

Perayaan Imlek
Lie Chandra Adiwinata

INISUMEDANG.COM – Perayaan hari Imlek di tahun 2023 jatuh pada hari Minggu 22 Januari. Imlek sendiri memiliki arti Im yaitu ‘bulan’ dan Lek berarti ‘penanggalan’, sehingga artinya adalah ‘kalender bulan’. Istilah Imlek berbeda dalam bahasa Mandarin yang dikenal dengan sebutan Anyin Li

Lie Chandra Adiwinata (66) mengatakan bahwa Hari Raya Imlek merupakan hari sebuah kebahagiaan atau keberkahan.

“Menjelang hari raya Imlek tentunya, kami sekeluarga mempersiapkan segala sesuatunya. Dan persiapan yang lebih diutamakan untuk kepentingan sembahyang, seperti wangi wangian, buah buahan, dan makanan lainnya”. Kata Lie kepada wartawan Sabtu 21 Januari 2023 di kediamannya di Lingkungan Cilengkrang Kelurahan Kota Kaler Kecamatan Sumedang Utara.

Ini Baca Juga :  Tingkat Kriminalitas Tinggi, Polisi Rutin Lakukan Patroli di Kawasan Jatinangor Sumedang

Makanan tersebut, lanjut Lie, tentunya harus memenuhi tiga elemen (Unsur) yaitu elemen udara, elemen darat dan elemen air. Ketiga elemen itu, makanan berupa daging dagingan dan ikan yang diartikan hidup di air.

Perayaan Pada Malam Hari Raya Imlek

“Pada malam Hari Raya Imlek, semua keluarga besar kumpul, tepat pada jam 19.00 wib sajian makanan sudah siap dihidangkan lalu berdoa dan makan bersama. Di hari raya Imlek tidak boleh ada kesedihan semua harus bahagia,” Jelas Lie.

Ini Baca Juga :  Bukan Dibegal, Ini Dugaan Penyebab Kematian Pria Tergeletak di Tengah Jalan di Sumedang Versi Polisi

Selanjutnya, lanjut Lie, tepat pada pukul 00.00 WIB, bagi yang merayakan Imlek akan pergi mengunjungi Wihara untuk sembahyang bersama-sama. Bahkan tidak sedikit sembahyangnya sampai pagi. Untuk di Kabupatén Sumedang tidak ada Vihara, Vihara yang terdekat ada di Bandung, Majalengka dan Cirebon. Maka ketika orang Sumedang akan ke Vihara pasti keluar daerah.

“Tepat di hari raya Imlek, keluarga besar masih berkumpul dan membagikan Angpao (uang), yang boleh menerima Angpao anak anak dan orang yang belum menikah. Sementara, yang sudah menikah tidak boleh menerima Angpao justru harus memberi,” tuturnya.

Ini Baca Juga :  Monyet Bergelantungan Hebohkan Kantor Pusat Pemerintahan Sumedang

Dalam pertemuan keluarga di hari Imlek, tambah Lie tidak boleh ada cerita kesulitan, semua harus bahagia, saling mengisi dan melengkapi. Adapun ketika ada keperluan atau kesulitan bisa diceritakan setelah hari Imleknya, dan semua keluarga besar akan saling membantu sesamanya.

“Di hari kedua Imlek, mengunjungi kerabat dekat, teman, dan lain lain. Bahkan, di kesempatan itu biasanya di manfaatkan untuk wisata. Imlek bagi kami adalah keberkahan, karena Imlek itu merupakan sesembahan kepada leluhur kami yang kami yakini,” ujar Lie mengakhiri ceritanya.