INISUMEDANG.COM – Diterima bekerja di perusahaan dengan posisi yang menjanjikan merupakan pengalaman hidup yang berarti oleh setiap orang.
Namun bagaimana jika baru mau bekerja saja sudah mendapat pengalaman horor di tempat kerja.
Yap, pengalaman itu dialami oleh salah seorang pemuda bernama Fadli yang baru saja diterima bekerja di salah satu perusahaan manufaktur yang ada di wilayah Tasikmalaya.
Cerita ini divisualisasikan oleh channel YouTube Bico Story berdasarkan kisah nyata dari seseorang yang menceritakannya ke salah satu platform media online.
Diketahui perusahaan tempatnya bekerja adalah pabrik plastik. Meski skalanya bukan multinasional, namun rupanya perusahaan itu bukanlah perusahaan kecil.
Setidaknya ada 500 orang pekerja di pabrik tersebut, dan Fadli mendapat tawaran untuk tinggal di mess karyawan sehingga bisa menghemat biaya untuk sewa tempat.
Singkat cerita di akhir pekan ia akan pergi ke mess karyawan untuk melihat pabrik sekaligus tempat tinggalnya.
Sebelum pergi, Fadli pun sempat menelepon rekan kerjanya yang bernama Ridwan.
Fadli mengabarkan bahwa dirinya akan pergi ke Tasik dan akan sampai sekitar Minggu sore.
“Tapi Mas kalau Minggu sore mess masih kosong. Biasanya sih pada datang Senin pagi,” ucap Ridwan.
“Ya enggak apa-apa mas biar santai. Kalau Senin pagi saya berangkat malam dari Jakarta,” jawab Fadli.
“Tapi mas…..,” ucap Ridwan lagi yang seolah ingin memberitahu Fadli.
Itulah akhir percakapannya bersama dari Ridwan yang selanjutnya Minggu sore Fadli sudah sampai di Terminal Tasikmalaya yang menumpang Bus dari Jakarta.
Selanjutnya Fadli harus naik angkot, bahkan harus berganti angkot karena rute yang ditempuh agak jauh. Terlebih lokasi pabrik tempatnya bekerja sangat jauh dari pusat kota bahkan sudah lebih dekat dengan Ciamis.
Heran Yang Tinggal di Mess Karyawan Hanya 7 Orang
Singkat cerita satu jam perjalanan ia pun sampai di gerbang pabrik dengan tembok tinggi serta besi yang besar.
“Sore Pak. Saya Fadli karyawan baru. Mungkin Ridwan sudah kasih tahu ya,” sapa Fadli ke sekuriti pabrik bernama Udin.
“Oh pikir saya habis magrib baru sampai,” sahut Udin.
Singkat cerita Fadli diajak keliling ke berbagai area pabrik yang sangat luas.
Ada tiga bangunan utama, yang paling depan adalah kantor manajemen berlantai dua. Sedangkan dibelakangnya adalah pabrik atau Wearhouse yang berisi mesin produksi.
Setelahnya Fadli langsung diajak melihat mess karyawan yang akan menjadi tempat tinggalnya.
Namun ia sempat terheran-heran karena yang tinggal di mess hanyalah 7 orang saja. Yang lain memilih untuk pulang pergi dari Tasik maupun Ciamis.
Akhirnya mereka sampai didepan pagar mess yang tinggi dengan pintu yang terkunci. Ada satu bangunan seperti rumah dan satu lagi seperti kontrakan biasa.
Keanehan Diawali Jam 10 Malam
Namun karena Fadli seorang Supervisor maka ia akan tinggal di bangunan besar yang pertama yang sudah barang tentu dilengkapi dengan peralatan elektronik, dapur dan lainnya.
“Mas yang tinggal disini tuh kadang datangnya senin pagi. Kadang juga Minggu sore atau malam, tapi jarang banget. Ya udah mas mungkin mau istirahat dulu kan ya, saya balik ke pos depan,” kata Udin yang pamit meninggalkan sembari memberikan kunci gembok dan kunci rumah.
Melihat bangunan mess yang jauh dari keramaian, seharusnya ia akan betah tinggal di mess itu.
Hingga setelah memilih kamar, membereskan barang-barang, menunaikan sholat magrib, ia hanya bersantai sendirian di depan TV dengan acara yang membosankan.
Ia pun membiarkan pintu belakang terbuka karena berpikir penghuni mess lain akan datang.
Namun hingga jam 8 malam tak satupun penghuni mess yang datang hingga jam 10 malam terdengar suara pagar depan mess yang terbuka.
Mendengar itu, Fadli merasa lega akhirnya ada juga yang datang. Ia pun bergegas menuju teras rumah melihat siapa yang datang kala malam itu.
Namun yang ada hanyalah pagar yang tertutup dan tidak terlihat seorang pun di sana.
Hingga ia menyadari ada langkah kaki seperti sedang berjalan menuju bangunan di belakang. Padahal dari samping bangunan kelihatan sangat gelap, bahkan deretan pintu tertutup dengan lampu teras yang mati.
Disaat itulah sepersekian detik tiba-tiba terlihat orang yang berjalan dan menghilang ke belakang bangunan.
Fadli pun kembali ke ruang tengah untuk menonton TV, dan keanehan kembali terjadi di tempat asing itu seperti ada yang memperhatikan alias seperti ada sesuatu yang mengawasi dirinya di segala sudut saat jam setengah dua belas malam.***
bersambung….