BANDUNG – Rasa bangga dirasakan petani di wilayah Kabupaten Bandung. Pasalnya, komoditas cengkeh yang dibudidayakan ternyata mulai diminati negara Pakistan.
Ekspor perdana cengkeh para petani ke Pakistan ini dilakukan melalui PT Satya Bumi Kalingga yang beralamat di Desa Jatisari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung.
Bupati Dadang Supriatna merasa bangga karena salah satu hasil pertanian yang ada di Kabupaten Bandung diminati konsumen di luar negeri seiring dengan adanya ekspor ini.
“Ini menjadi awal yang baik. Pelaksanaan ekspor ini dalam upaya mendukung program dari Pemkab dalam pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Bandung,” katanya.
Politisi PKB ini mengungkapkan sekira 60 persen penduduk Kabupaten Bandung berprofesi petani. Sehingga sektor pertanian menjadi lokomotif pembangunan ekonomi.
“Oleh karena itu, Pemkab Bandung terus berupaya meningkatkan komoditas pertanian melalui program-program yang saat ini sedang berjalan,” ungkap Dadang.
“Di antaranya perluasan tanam komoditas strategis, peningkatan mekanisme pertanian, dan menerapkan sistem bertani dengan agro solution (Sibedas),” katanya.
Program lainnya, lanjut Dadang, yaitu hibah kartu tani kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani. Pemberian BPJS Ketenagakerjaan kepada para petani.
“Kemudian program Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dan pembebasan PBB bagi LSD, yang sudah tersebar di 29 kecamatan dan 207 desa di Kabupaten Bandung,” tuturnya.
Adapun capaian realisasi ekspor pertanian dari Kabupaten Bandung pada tahun 2023, disampaikan Dadang, yaitu sebesar USD 8,6 juta, meliputi 5 komoditi yang paling utama.
“Yaitu teh hitam, coklat, kelapa, jahe dan benang. Sampai Mei 2024, mencapai nilai ekspor sebesar USD 2,6 juta, meliputi 2 jenis komoditi yaitu coklat dan benang,” katanya.