INISUMEDANG.COM – Memasuki tahun 2024, okupansi bisnis pariwisata di Sumedang kian hari kian mengalami penurunan. Setiap tahun, bahkan pada libur lebaran 1445 H, jumlah pengunjung kian berkurang bahkan di beberapa tempat wisata terbilang sepi.
Seperti di beberapa tempat wisata di kawasan Desa Wisata Cijambu Kecamatan Tanjungsari semakin sepi pengunjung. Sebut saja misalnya, Pesona Taman Puspa dan Wisata Alam Taman Cecenet Desa Kadakajaya Kecamatan Tanjungsari.
Pantauan wartawan, tak hanya jumlah pengunjung yang sepi, terlihat beberapa jembatan gantung dan sarana permainan di Taman Puspa tampak kusam, bahkan ada yang sudah keropos. Bahkan, tampak paving blok tidak terawat dengan tumbuhnya lumut dan rumput liar. Begitu pun arena wisata kereta anak yang biasanya ramai tinggal relnya yang sudah karatan.
“Ya sejak ada tempat wisata baru di daerah Jatinangor dan Garut, kawasan Cijambu ini sepi pengunjung. Paling sabtu minggu itu juga hanya beberapa orang,” kata Ujang pengelola wisata.
Menurut Ujang, wisata pesona taman puspa berdiri semasa Covid 19 sekitar tahun 2021, sejak dibuka memang pengunjung banyak bahkan bisa menyedot pengunjung yang ke wisata Kp Ciherang. Namun, sejak dibukanya Janspark jumlah pengunjung ke kawasan wisata Desa Cijambu semakin berkurang.
“Kalau pengunjung kan ingin sesuatu yang baru, mungkin keberadaan Janspark lebih modern dan lebih menggiurkan,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Maman Ucup, owner Taman Cecenet Tanjungsari. Menurutnya, makin hari jumlah pengunjung semakin sepi menyusul adanya tempat wisata baru di daerah lain.
Maman berpendapat, karena target pengelola wisata di Sumedang mengandalkan pengunjung lokal, sehingga dapat dipastikan kunjungan wisata hanya sekali dalam setahun. Sebab, pengunjung lokal akan sangat bosan jika berkunjung dua sampai tiga kali.
“Kami menduga karena akses jalan ke tempat wisata di Sumedang hanya bisa diakses oleh kendaraan kecil. Jadi, sudah pasti kalau kendaraan kecil itu wisatawan lokal, sehingga sekali saja dalam seumur hidup berkunjungnya. Berbeda dengan wisata lain di Bandung dan Garut yang mengandalkan wisatawan luar daerah. Pasti terjadi rotasi karena mereka mudah diakses oleh kendaraan Bus,” ujarnya.
Hal yang sama pun dikatakan pengelola tempat wisata Taman Titra Ciherang (TTC) di Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari, Arif Rahman.
Arif menyebutkan cukup banyak tempat wisata di sana yang sepi pengunjung bahkan nyaris gulung tikar. Penyebabnya, karena wisatawan tergiur dengan tempat wisata baru yang ada di Kabupaten lain.
“Kini sepi atau hampir tak ada pengunjung, sejak memasuki tahun 2024. Ya, pengunjung hanya sekitar 15 persen saja, dari target 100 persen,” ucap Arif.
Menurutnya, tak hanya tempat wisata yang dikelolanya. Namun hampir setiap wisata alam di Sumedang kelabakan menutup biaya operasional dari pada pendapatan.
“Jangankan untuk biaya perawatan, buat kebutuhan pengelola termasuk bayar listrik pun sudah repot,” tandasnya.