Berita  

Bimtek Konservasi Teras Bangku Digelar Dinas TPH dan Satgas Citarum Harum

Bimtek Konservasi Teras Bangku
Bimtek Konservasi Teras Bangku

BANDUNG – Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Jawa Barat Dadan Hidayat. Memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) Konservasi Teras Bangku kepada masyarakat di Kampung Pasanggrahan, Cimenyan, Kabupaten Bandung.

Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan kawasan hortikultura yang menerapkan teknologi konservasi teras bangku. Untuk mendukung program penanganan lahan kritis dalam rencana pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum.

“Semoga dengan dengan adanya program ini dapat mengurangi dampak lahan kritis dikawasan DAS Citarum. Serta meningkatkan produksi pertanian dengan mengedepankan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan,” katanya.

Ini Baca Juga :  Pasar Modern di Sumedang Mulai Ramai Dipadati Pemburu Baju Lebaran

Sementara itu, Satgas Citarum Harum Sektor 22 diwakili oleh Bamin Serma Agung Setia Purnama, mengatakan. Keterkaitan Satgas Citarum Harum Sektor 22 pada teknologi teras bangku di konservasi lahan. Adalah penyelamatan lahan kritis dalam upaya pelestarian alam sebagai penunjang keselamatan daerah aliran sungai.

“Lebih tepatnya keutuhan sungai yang tertuang dalam Peraturan Presiden No 15 Tahun 2018 tentang percepatan penanggulangan pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum,” ujarnya.

Bimtek Konservasi Teras Bangku Penting Untuk Konservasi Lahan Kritis

“Kita lebih fokus kepada Perpres 15/2018, namun tidak mematikan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu bimtex konservasi teras bangku hari ini sangat penting terutama konservasi lahan kritis di Cimenyan merupakan garapan Satgas Sektor 22,” ucap Agung melanjutkan.

Ini Baca Juga :  Pastikan Kelaikan Kendaraan, Bus dan Angkutan Umum di Ciwidey Diperiksa

Menurutnya, pertanaman hortikultura sangat terkait dengan pola hujan, dan secara umum pertanaman banyak yang tidak rata bahkan bengelombang atau berbukit. Sehingga untuk pengembangan jangka panjang sangat terkait dengan konservasi tanah.

Konservasi tanah, lanjut Agung, dapat dimulai dengan membangun teras gulud atau strip rumput. Sistem tanaman pagar dalam jangka panjang seiring dengan berjalannya waktu akan terbentuk teras bangku dengan sendirinya.

“Teras bangku secara bertahap, pada awal dimulai dengan pembuatan guludan yang lereng antar guludan sebaiknya dengan ketinggian sekitar 1,5 meter,” katanya.

Ini Baca Juga :  Warga Rancamanyar Ingin Dibangun Pospol, Begini Respons Polresta Bandung

Dia menambahkan, pembenahan lahan dalam sistem konservasi teras bangku sangat bersentuhan dengan program Citarum Harum, yaitu penanggulangan bencana di lahan kritis Cimenyan sebagai andalan penyelamatan se-Bandung Raya.

“Saya yakin dengan adanya bimtek akan bisa dipahami oleh para penggarap. Sehingga bisa lancar bercocok tanam dengan tidak merusak lahan kritis, artinya keselamatan lahan akan terjamin bagus,” tandas Agung.