Berita  

Berpotensi Longsor, BPBD Sumedang Pantau Terus Disposal Tol Cisumdawu di Rancakalong

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sumedang, Adang saat mengecek disposal tol Cisumdawu di Desa Sukasirnarasa Kecamatan Rancakalong.

INISUMEDANG.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang terus memantau perkembangan disposal (tanah buangan) Tol Cisumdawu di Dusun Cihamerang Desa Sukasirnarasa Kecamatan Rancakalong yang menyubat saluran air sehingga lahan pertanian masyarakat menjadi terdampak.

Selain mengakibatkan lahan pertanian seluas kurang lebih 6 hektare milik warga terdampak karena tergenang, disposal tersebut juga kini berpotensi longsor dan mengancam penduduk sekitarnya.

Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Adang, saat dihubungi wartawan Jumat 31 Maret 2023.

Ini Baca Juga :  Tak Hanya untuk Orang Dewasa, In Coffe Pamulihan Sumedang Juga Ramah untuk Anak-anak

“Iya, kami bersama dengan pihak Desa, Forkompimcam dan Satker Tol, pada hari mengecek kembali kondisi disposal tol Cisumdawu yang menyubat saluran air ini,” kata Adang

Adang menuturkan, luapan air yang menggenang sawah pertanian milik warga ini telah berlangsung lama, dan warga pun sudah sejak lama tidak bisa menggarap lahan miliknya.

Untuk mengatasi kejadian tersebut, lanjut Adang, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Satker tol Cisumdawu serta pihak terkait lainnya, untuk mencari solusi dan langkah tepat mengatasi agar dampak dari disposal ini tidak bencana longsor.

Ini Baca Juga :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Sumedang, Mulai Hari Ini Rabu 4 Oktober 2023

“Kami juga telah merekomendasikan ke pihak Satker agar harus dilakukan penanganan darurat dan permanen karena berpotensi longsor dan mengancam penduduk setempat,” tuturnya.

Lamanya penanganan disposal yang menyumbat saluran air ini, tambah Adang, dikarenakan akses jalan untuk mengangkut disposal yang sulit. Selain itu juga, sulitnya mencari titik gorong-gorong yang tersumbat.

“Kenapa penanganannya lama, karena sulitnya mencari akses untuk mobilisasi kendaraan yang mengangkut material tanah. Serta sulitnya mencari titik gorong-gorong yang tersumbat karena sudah tertimbun tanah,” kata Adang menandaskan.