INISUMEDANG.COM – Bangunan Lapas Sumedang merupakan bangunan yang bisa dikatakan bangunan bersejarah ini menjadi sejarah dan saksi bisu ketika masih di jaman penjajahan Belanda.
Bangunan Lapas Sumedang didirikan sejak Belanda. Hal ini ditandai dengan keberadaan lonceng raksasa yang bertuliskan Peter Seet dan tahun pembuatannya yaitu tahun 1771.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sumedang Imam Sapto Riadi mengatakan. Bahwa sejarah Lapas Sumedang ini, konon ceritanya itu di bangun dengan di tandai lonceng pada tahun 1771, dan lonceng tersebut kini statusnya ditetapkan menjadi Cagar Budaya.
“Bangunan gedung Lapas Sumedang ini, telah dibangun pada tahun 1771 ditandai dengan adanya lonceng yang dibikin oleh orang Belanda yang bernama Peter Seet. Namun lonceng yang ada sekarang ini bukanlah yang asli, karena yang asli sudah di simpan di Kantor Dirjen Permasyarakatan Pusat“. Kata Sapto kepada IniSumedang.Com beberapa waktu lalu di ruang kerjanya.
Selain Lonceng Terdapat Sumur
Selain lonceng bersejerah itu, lanjut Sapto, di dalam lapas ini juga terdapat sumur. Yang menurut warga konon air sumur nya itu dipercaya memiliki kekuatan spiritual
Air sumur Lapas Sumedang ini, kata Imam, sering kali diminta warga yang katanya untuk digunakan bahan pengobatan.
“Kami tidak pernah melarang warga saat meminta air sumur tersebut. Kaitan dipergunakan untuk apa, itu hak meraka, kami hanya memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga saja itu tujuannya. Yang kami dengar bahwa usia sumur itupun konon katanya sudah ratusan pula,” ungkapnya.
Adapun untuk pergantian nama dari Rutan (Rumah tahanan) ke Lapas, Sapto menuturkan bahwa itu dimulai sejak tahun 1992.
“Bedanya antara Rumah Tahanan Negara (Rutan) dengan Lapas (Lembaga Permasyarakatan) itu. Kalau Rutan itu menerima titipan, dan kalau Lapas itu selain menerima Titipan juga melakukan pembinaan,” tuturnya.
“Kalau Rutan itu, tingakatannya di bawah Lapas, dan itu terbukti dari pejabat strukturalnya, kalau Rutan itu pejabat Strukturalnya itu hanya 4, kalau Lapas kelas IIb ini pejabat Strukturalnya itu ada 12 orang. Jadi, dulunya ketika di bangun namanya Penjara, kemudian berubah jadi Rutan dan kini menjadi Lapas,” ujarnya menegaskan.