Bencana Kekeringan Ancam Lahan Sawah di Kabupaten Bandung, Ini Langkah Distan

Bencana Kekeringan Kabupaten Bandung
Bencana Kekeringan Ancam Lahan Sawah di Kabupaten Bandung

BANDUNG – Jajaran Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung mulai menyiapkan langkah menyikapi adanya fenomena el nino. Yang menyebabkan bencana kekeringan hingga mengancam lahan persawahan.

Kepala Distan Kabupaten Bandung, Ningning Hendasah memaparkan. Bahwa fenomena El Nino terjadi akibat adanya pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal. Ini berakibat pada kurangnya curah hujan.

“Sehingga terjadi peningkatan risiko kekeringan, terganggunya stok air bersih dan layanan irigasi pertanian, hingga ancaman gagal panen akibat kekeringan”. Ungkapnya dalam keterangannya kepada wartawan.

Ini Baca Juga :  Beras 5 Kg Dibanderol Rp53.000, Warga Serbu Gerakan Pangan Murah di Soreang

Lebih lanjut, Ningning juga menyebutkan bahwa lahan yang rawan kemungkinan terjadi kekeringan adalah lahan sawah yang ditanami padi satu kali atau dua kali dalam setahun.

Berdasarkan SP Lahan BPS tahun 2022, disampaikan Ningning. Jumlah lahan rawan tersebut seluas 23.712 hektar (Ha) atau 76% dari total luas penggunaan lahan sawah yang ada di Kabupaten Bandung.

“Namun, berkat instruksi dan gerak cepat Bupati Bandung jumlah tersebut bisa dikurangi. Setelah dihitung, potensi dampak El Nino pada lahan pertanian di Kabupaten Bandung sendiri diperkirakan mencapai 2.162 hektar,” katanya.

Ini Baca Juga :  Siap-siap, Siaran TV Digital di Bandung Raya Segera Masuk Masa Transisi

“Kami juga telah mengambil berbagai langkah strategis, seperti optimalisasi alat dan mesin pertanian, percepatan tanam padi, pengembangan budidaya padi organik, gerakan tanam padi dan jagung, serta pengajuan bantuan alat pertanian ke Kementerian Pertanian,” jelasnya.

Ningning menuturkan pihaknya juga terus melakukan pemantauan di area rawan kekeringan serta menggencarkan sosialisasi tentang penanganan dampak El Nino. Melalui media sosial ataupun melalui program musyawarah bupati bersama masyarakat tani (MUPAKAT).

“Selama lima tahun terakhir, luas panen padi dan produksi padi di Kabupaten Bandung terus mengalami penurunan, yakni berkisar antara 0,5% hingga 5,8%. Meskipun begitu, produktivitas padi mengalami peningkatan sebesar 0,01% hingga 0,60%,” tandasnya.