Berita  

Begini Penampakan Pasca Banjir Bandang Sawahdadap Cimanggung Sumedang

Pasca Banjir bandang Cimanggung
Kondisi pascabencana banjir bandang di Desa Sawahdadap Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang

INISUMEDANG.COM – Pasca banjir bandang yang menimpa Dusun Cisurupan Desa Sawahdadap Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, yang menewaskan dua orang, yakni Dini (40) dan anaknya Syifa (16) kondisi Dusun Cisurupan tepatnya yang berada di bantaran sungai porak poranda, Minggu 18 Desember 2022.

Pantauan, material lumpur menyelimuti hampir semua jalan gang di dekat sungai. Begitu pun rumah rumah yang hancur akibat diterjang banjir bandang. Belum lagi, sisa sisa pohon dan akar berbagai jenis pohon berserakan di dalam selokan. Tak terhitung berapa kerugian materil akibat banjir tersebut.

Pemerhati Lingkungan Apih Djaja Dipraja mengatakan pihaknya sangat menyesali sekali kejadian tersebut. Sebab, dirinya sering mengingatkan kepada pemerintah baik melalui media sosial maupun diwawancara awak media. Dirinya tak habis pikir kenapa masih banyak alih fungsi lahan dari kawasan konservasi ke pemukiman dan perumahan komersil.

Ini Baca Juga :  Ratusan Bacaleg di Sumedang Dinyatakan Tak Memenuhi Syarat

“Ini jelas ada kesalahan fatal, baik di izin mendirikan bangunan maupun di analisis mengenai dampak lingkungan. Ada apa ini, apakah tidak mencontoh kejadian longsor Cimanggung 2020 silam. Sekarang kejadian lagi di tahun 2022,” ujarnya.

Banyaknya Pembukaan Lahan

Hal senada dikatakan pemerhati sosial, Aris Gundara. Menurutnya area yang menjadi tangkapan air hujan di atas pemukiman sekitar 85 Ha perlu dijaga. Karena itu yang menjadi penopang air di wilayah Sawahdadap, adalah arena Gunung Geulis. Melihat pasca kejadian banjir bandang Cimanggung kemarin, kalau air lumpur dan bekas pohon longsor, itu menandakan sudah banyak pembukaan lahan diatasnya. Kedepannya akan sangat berbahaya karena tidak ada lagi resapan air atau ruang terbuka hijau.

Ini Baca Juga :  Cegah Bencana, Belasan Alat Ukur Curah Hujan dan EWS Dipasang di Sumedang

“Kami juga melihat kondisi lokasi banjir, Jalan sejajar Jalur air. Ini akan sulit kengevakuasi saat ada banjir bandang. Caranya kuatkan oleh masyarakat untuk bersama menjaga hutan di atasnya, kalau berkebun pakai tanaman buah/keras yang kuat menyerap air dan menahan longsor,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu solusinya tetapi perlu diperhatikan juga, air semakin lancar, akan semakin cepat, dan semakin berbahaya untuk di daerah hilirnya. Air hujan perlu diperlambat sampai sungai, dengan banyak resapan air, atau pohon pohon penahan air. Perlambatan air, bisa mandiri masyarakat atau dibuat embung-embung berjenjang oleh kelompok /desa sampai Pemda, Pemprov atau pusat.

Ini Baca Juga :  Jadwal SIM Keliling Sumedang Pekan Pertama September 2022

Seperti diketahui, sedikitnya 8 rumah terkena arus akibat banjir bandang yang terjadi di Dusun Cisurupan Desa Sawahdadap Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, Sabtu (17/12/2022) sore.

Tak hanya itu, ratusan pohon tumbang dan jembatan rusak berat akibat diterjang banjir bandang disertai lumpur dan batu. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut hanya saja puluhan orang harus dievakuasi akibat air masih terus membesar.

“Sampai saat ini rumah yang terdata akibat tergerus banjir bandang ada 8 rumah. Untuk sementara warga dievakuasi ke rumah saudaranya dan ditempat aman,” ujar Sekdes Sawahdadap Inka Zakiyah.