Berita  

Bedah Buku “Petaka Gunung Tampomas”, Rektor Ikopin University: Ini Bukti Kerusakan Alam

Foto: Rektor Ikopin University sekaligus penulis buku novel "Petaka Gunung Tampomas" Prof. Dr. Ir. Agus Pakpahan MS

SUMEDANG, 11 September 2024 – Universitas Koperasi Indonesia (Ikopin University) bekerjasama dengan Keraton
Sumedang Larang menyelenggarakan Bedah Buku “Petaka Gunung Tampomas” di Aula Keraton Sumedang Larang Komplek Gedung. JI. Prabu Geusan Ulun Gg. Srimanganti No. 40, Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.

Bedah Buku “Petaka Gunung Tampomas” dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat pemahaman kesadaran lingkungan hidup untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Selain itu, Ikopin University dan Karaton Sumedang Larang telah menandatangani Mernorandum of Understanding (MoU) yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara lembaga pendidikan tinggi dan institusi budaya dalam upaya menjadikan budaya sebagai sumberdaya.

Rektor Ikopin University sekaligus penulis buku novel “Petaka Gunung Tampomas” Prof. Dr. Ir. Agus Pakpahan MS mengatakan, buku ini merupakan buku novel yang mengangkat fakta bahwa Gunung Tampomas sekarang yang benar-benar “meletus” sebagai akibat dari penggalian pasir yang melampaui batas-batas alam mampu memikulnya.

Ini Baca Juga :  Ketua MKMK, Prof Jimly Asshidiqie jadi Pembicara Pada Stadium General di Ikopin University

“Saya ini lahir dan besar di Gunung Tampomas, tua pun di Gunung Tampomas. Dan matipun Insya Allah dikubur di Gunung Tampomas. Terus saya melihat seperti itu, apa yang saya bisa kerjakan,” kata Agus Pakpahan.

“Sebagai saintis, tapi bahasa saya yang terbatas, maka saya jadikan novel biar ini menjadi cerita yang mudah dipahami tetapi sifatnya saintifik. Supaya ini bukti, karena saint bisa dijadikan bukti kerusakan alam. Bahkan bukti dari 6000 tahun yang lalu kita tarik,” tambahnya.

Artinya, lanjut Agus Pakpahan, tanggung jawabnya dalam hal hidup sudah lepas.

“Dalam hal hidup, saya sudah lepas tidak dosa lagi. Karena saya sudah menyampaikan apa yang sudah terjadi, yang merusak sebagai tanggung jawab sosial dan tanggung jawab moral saya sebagai saintis dan itu yang menjadi motivasi saya menulis buku novel “Petaka Gunung Tampomas”, ungkapnya.

Ini Baca Juga :  Hasil Survei SSGI Prevalensi Stunting di Sumedang Tertinggi di Jabar, Begini Penjelasan Bupati

Agus Pakpahan berpesan, bila sudah dibaca dan sudah dimengerti akan isi dari novel Petaka Gunung Tampomas. Maka buatlah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk bagaimana merehabilitasi, merefungsi dan merestorasi Gunung Tampomas.

“Mudah-mudahan Bupati yang baru ini bisa mengerjakan ini,” harapnya.

Agus Pakpahan juga mempertanyakan tentang Sumedang Puser Budaya Sunda.

“Sekarang saya bertanya, dimana letak Puser Budaya Sunda? Apakah membongkar Gunung Tampomas seperti, plus membuang sampah pun di Gunung Tampomas. Itu data dan itu fakta. Saya tidak menuduh siapa-siapa, tapi inilah yang terjadi sampai sekarang dan saya juga menjadi saksi di sana,” tandasnya.

Sementara itu, Radya Anom Keraton Sumedang Larang R Lucky Djauhari Soemawilaga mengatakan, buku novel karya Prof. Dr. Ir. Agus Pakpahan ini merupakan suatu gambaran fakta dan nyata. Dan ini juga menjadi sebuah tamparan bagi kita sebagai masyarakat Kabupaten Sumedang.

Ini Baca Juga :  SAH! Lima Pimpinan Baznas Kabupaten Sumedang Periode 2024-2029 Resmi Dilantik, Ini 5 Pesan Pj Bupati

“Bagaimana pun juga Gunung Tampomas ini adalah cerminan muka Sumedang yang di dalamnya penuh dengan nilai sejarah, nilai budaya dan nilai lingkungan hidup yang saat ini mengalami kerusakan yang sangat parah,” kata Lucky.

Untuk itu, lanjut Lucky, harus ada langkah kongkrit untuk melakukan rekontruksi Gunung Tampomas untuk lebih baik dan lebih sehat.

Apalagi hari ini, sambung Lucky, Sumedang sudah ditetapkan sebagai puser budaya dan nyatanya gunung tampomas sebagai simbol yang penuh dengan kebudayaan dan lingkungan hidup kini telah rusak.

“Jadi Sumedang Puser Budaya Sunda ini harus kita wujudkan yang sesungguhnya. Bukan lagi sebatas slogan. Sekali lagi terimakasih Prof. Dr. Ir. Agus Pakpahan yang telah menggugah kami masyarakat Sumedang,” tandasnya.