INISUMEDANG.COM – Banjir bandang keduakalinya di wilayah Desa Citengah, kembali terjadi pada Rabu 4 Mei 2022. Setelah sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi pada Kamis 25 Maret 2020 lalu. Yang mengakibatkan satu orang ditemukan meninggal setalah sebelumnya terseret banjir bandang.
Menyikapi hal itu, Wakil Bupati Sumedang, Erwan Setiawan menyebutkan. Banjir bandang tersebut terjadi, dipicu oleh maraknya alih fungsi lahan di daerah resapan air yang menjadi bangunan liar (Bangli).
Menurutnya, di wilayah eks perkebunan teh Margawindu-Cisoka yang lokasinya berada di atas Desa Citengah, kini banyak berdiri bangunan-bangunan tak berizin berupa vila dan bangunan tempat wisata lainnya.
“Saya sudah peringatkan itu bakal terjadi, karena hulu sungai sudah dirusak. Terlebih maraknya bangunan liar, vila-vila di sekitar Cisoka-Margawindu yang sebelumnya kebun teh sebagai daerah resapan,” ujar Erwan kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Kamis (5/5/2022).
Erwan mengaku, ia pernah mengadakan rapat yang membahas terkait penertiban bangunan-bangunan liar lokasi Cisoka. Tetapi, ada hal rencana penertiban oleh Satpol PP urung dilakukan karena sesuatu hal.
“Saya mengeluarkan surat peringatan melalui satpol PP, tapi ada yang mehanan untuk tidak boleh dibongkar, sehingga rencana itu gagal,” ujar Erwan.
Untuk itu, sambung Erwan, dirinya berharap agar WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) segera turun tangan untuk membantu menyelesaikan masalah alih fungsi di eks perkebunan teh Margawindu dan Cisoka.
“Bangunan liar itu, sampai membuat bendungan buatan yang menampung aliran sungai. Dan itu semuanya tidak ada izin dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang karena tidak ada urgensinya,” ucapnya.
Erwan berharap, semua pihak mulai dari pemerintah maupun masyarakat berkomitmen menjaga alam. Dan mengembalikan sesuai fungsinya.
“Saya bisa bertindak tegas, tetapi hal itu perlu dukungan yang lebih kuat dan lebih penuh dari masyarakat,” kata Erwan menegaskan.