BANDUNG, 26 April 2025 – Bandung siap menjadi pusat riset sistem energi baru di Indonesia. Hal itu disampaikan Wali Kota M Farhan dalam audiensi bersama delegasi International Electrotechnical Commission (IEC).
Farhan menyebut, kolaborasi Bandung dengan IEC tidak hanya berdampak pada pengembangan sumber daya manusia. Namun, juga menjadi upaya nyata dalam membangun model pengelolaan kota yang terpadu.
“Di era digital saat ini, kebutuhan energi sangat tinggi demi memastikan layanan internet dapat berjalan dengan andal. Ketika penggunaan internet tinggi, maka semakin besar pula konsumsi energinya,” ungkap Farhan.
Makanya, lanjut Politisi dari Partai Nasdem itu, strategi ekonomi di Bandung pun akan mempertimbangkan pentingnya peningkatan konsumsi energi per kapita untuk tujuan mempercepat tingkat pertumbuhan ekonomi daerah.
Farhan menilai pentingnya sistem keamanan energi agar pasokan tak terganggu sebab ketergantungan antara sektor kehidupan, teknologi digital, dan energi semakin erat. Untuk itu Bandung, sangat terbuka terhadap kolaborasi.
“Bandung siap berkolaborasi baik dengan kota lain di Indonesia maupun dengan mitra internasional. Bandung akan terus membuka diri sebagai mitra dalam inovasi, teknologi, dan energi masa depan,” tutur Eks Anggota DPR RI itu.
Senior Advanced Research Project Professor di Universitas Keio, Jepang, Prof. Dr. Jun Murai menyoroti sejarah panjang kolaborasi antara Keio University dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah terjalin sejak 1995 yang lalu.
“Kolaborasi bahkan telah melibatkan lebih dari 25 universitas se-Asia Tenggara dalam pengembangan konektivitas internet, melaksanakan pelatihan sumber daya manusia, serta riset berbasis komunitas,” ujar Jun.
Koordinator Smart Energy Development Plan dari IEC Prof Masaki Umejima menyebut Cyber-Physical Security Framework (CPSF) dan Energy Aggregation Business System (ERAB) yang dikembangkan bersinergi dengan banyak pihak.
“Kami berharap Bandung bisa menjadi pusat sistem energi baru di Indonesia. Kolaborasi dengan ITB dan Telkom University menjadi langkah awal menuju pengembangan sistem energi yang lebih terdistribusi dan aman,” ujar Masaki.