Bahaya Stunting pada Anak, di Bandung Kasusnya Masih 19,4 Persen

Stunting di Bandung
Kepala DPPKB Bandung Dewi Kaniasari

BANDUNG – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) terus menyosialisasikan bahaya stunting pada anak, berbagai program pun kini digulirkan guna menangani penyakit itu di Bandung.

Berdasarkan data dari DPPKB, pada tahun 2022 angka kasus stunting di Bandung masih berada diangka 19,4 persen. Pada tahun 2023 ini, ditargetkan kasus prevalensi stunting anak bisa turun menjadi 14 persen.

Kepala DPPKB Bandung Dewi Kaniasari menyampaikan pihaknya tengah melakukan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai upaya dalam menyikapi bahaya stunting pada anak.

Ini Baca Juga :  Cek Suplai dan Harga Kepokmas, Badan Pangan Nasional Datangi Pasar di Bandung

“Kami bersyukur dalam lima tahun terakhir kasus stunting di Bandung terus menurun. Target besarnya adalah Bandung bisa zero stunting, tapi minimal tak ada kasus stunting yang baru,” ungkap Kania Senin 24 Juli 2023.

Pencegahan bahaya stunting pada anak, lanjut Kania, harus dimulai dari kalangan remaja, ibu hamil dan 1.000 hari pertama kehidupan bayi. Lalu Makanan Pendamping Asi (Mpasi) anak juga perlu diperhatikan.

“Kita punya lebih dari 5.000 kader yang siap melakukan edukasi dan pendampingan. Selain wilayah kita juga keliling ke sekola. Bagaimana mengawal SDM, kita rodshow ke sekolah kolaborasi bersama Disdik,” katanya.

Ini Baca Juga :  Ancam Keselamatan Warga, Kabel Melintang di Bandung Akhirnya Ditertibkan

Bahkan, lanjut Kania, untuk melejitkan kolaborasi pentahelix, pemerintah juga sudah memiliki perda yang mengatur CSR dan meluncurkan sebuah aplikasi BEAS (Bandung Emergency Application Support).

“Lewat aplikasi ini, warga dan petugas mampu mendeteksi lokasi ambulans yang dibutuhkan. Dengan kolaborasi, bukan hanya aspek kesehatan yang dibenahi, tapi di luar kesehatan,” tutur Kepala DPPKB Bandung.

“Kami harap berbagai program tersebut dapat terus konsisten dilakukan dengan didukung penuh masyarakat dan berbagai stakeholder. Target 2045, kita ingin zero stunting untuk SDM berkualitas,” ujarnya.