BANDUNG – Pemkab Bandung meluncurkan Inovasi Sistem Pengendalian Lingkungan Berbasis Mikro Das (Simpelbedas). Untuk mengawasi dan mengevaluasi Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terpadu.
Dengan inovasi Simpelbedas ini, diharapkan bisa mempercepat ultimate goal Program Citarum Harum. Yaitu mutu air kelas 2 sebesar 70 poin, yang direncanakan tercapai dari tahun 2030 menjadi 2025.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Bandung Erwin Rinaldi menyebut pelaksanaan konsep mikro DAS di program ini melibatkan multipihak.
“Jadi ada unsur kolaborasi nantinya dalam penyelesaian permasalahan. Seperti melibatkan akademisi, komunitas, pelaku usaha, pemerintah dan masyarakat,” ungkap Erwin dalam keterangannya.
Menurut dia, realisasi kebijakan Mikro DAS Kabupaten Bandung tahun 2022 dengan menggunakan model inovasi Simpelbedas dilaksanakan dengan menggunakan alat pendeteksi tinggi muka air sungai.
“Alat pendeteksi tinggi muka air sungai ini menggunakan teknologi Internet of Things (IoT). Sehingga dapat diukur secara update dan otomatis dari jarak jauh, dengan biaya yang relatif murah,” kata Erwin.
Pemasangan teknologi itu, lanjut Erwin, di antaranya di Kecamatan Cimenyan, Ciwidey, Cirasea, Citarik dan juga Cikeruh. Selain itu teknologi tersebut telah terintegrasi dengan jajaran Diskominfo Kabupaten Bandung.
“Sehingga setiap informasi yang tersedia secara update dapat diakses pada website mikrodas Kabupaten Bandung. Dan telah terhubung pada command center,” ucap Kepala Bappelitbangda.
Erwin meyakini data yang dihasilkan menjadi upaya pembangunan berkelanjutan yang berbasis mikro DAS yang didapatkan dari data dan informasi melalui pengukuran run off dari suatu Mikro DAS.
“Hasil pengukuran diharapkan dapat menggambarkan upaya revitalisasi kawasan dan intervensi pembangunan yang dilakukan pemerintah dengan melibatkan masyarakat serta stakeholder,” tandasnya.
