Asal Usul Cimalaka, Ternyata Berawal dari Ucapan Kanjeng Pangeran Penguasa Sumedang

asal usul Cimalaka

INISUMEDANG.COMCimalaka merupakan nama salah satu Kecamatan di Kabupaten Sumedang, Seperti halnya daerah lain yang memiliki mitos atau asal usul dibentuknya suatu daerah. Ternyata, Cimalaka pun mempunyai cerita atau mitos yang menarik.

Seperti diketahui, Cimalaka merupakan salah satu daerah yang letak geografisnya berada di Kaki Gunung Tampomas.

Salah seorang tokoh masyarakat, di Dusun Pakemitan Desa Cimalaka H. K. Supriadi mengatakan, Cimalaka memiliki asal usul sejarah yang erat kaitannya dengan salah seorang Penguasa Sumedang di masa lampau dan berasal dari nama ‘CAI’ (Air) dan buah malaka “Cai Malaka“.

“Menurut cerita kata :Cai Malaka’ yang diucapkan oleh salah seorang Pangeran Sumedang. Dan akhirnya dijadikan nama Cimalaka,” ujar Eyang Syarif sapaan akrab dari H. K. Supriadi.

Ini Baca Juga :  Nama Kampung di Sumedang Ini, Diambil dari Benda Pusaka Peninggalan Leluhur

Sejauh ini, Eyang Syarif mengaku
dirinya kurang begitu tahu persis sejak kapan istilah nama itu muncul pertama kali.

Namun berdasarkan cerita yang pernah didengarnya. Nama Cimalaka berawal dari kisah kanjeng Pangeran Sumedang yang sedang berburu kijang di kawasan Mata Air Ciburual Desa Licin Kecamatan Cimalaka saat ini.

Jadi ceritanya, dulu ada seorang penguasa di Sumedang yang dikenal dengan sebutan kanjeng Pangeran. Yang memiliki hobi berburu hewan di wilayah Garogol (lokasi mata air Ciburial sekarang).

Kudu Dihijikeun Jeung Cai Malaka Mah

Suatu hari, ketika sedang asik berburu Kanjeng Pangeran itu tiba-tiba merasa lapar, dan menyuruh ajudannya untuk mengambil buah malaka, yang memang waktu itu tumbuh subur di wilayah tersebut.

Waktu itu karena merasa sangat lapar, kanjeng Pangeran langsung memakan buah malaka yang dipetik oleh pengawalnya tersebut.

Ini Baca Juga :  Unik! Nama Desa di Sumedang Ini Diambil dari Nama Sejenis Ikan, Begini Kisah Dibaliknya

Diluar dugaan, buah malaka yang dimakan itu, ternyata miliki rasa pahit dan asam. Sehingga, Kanjeng Pangeran langsung meminta minum kepada pengawalnya karena merasa tidak enak. Ketika itu sang pengawal langsung mengambilkan air yang berasal dari sumber air (mata air Ciburial).

“Setelah meminum air itu, Kanjeng Pangeran merasakan rasa manis di lidahnya. Jadi, kalau buah malaka itu dimakan bersamaan dengan air, rasanya berubah akan menjadi manis. Sementara rasa pahit dan asamnya akan hilang,” ujar Eyang Syarif.

Sejak peristiwa itu, Kanjeng Pangeran langsung berucap, “kudu dihijikeun jeung cai malaka mah” (harus disatukan makan buah malaka ini dengan air). Dan tempat Kanjeng Pangeran memakan buah Malaka itu, dikenal dengan nama “Cai Malaka”.

Ini Baca Juga :  Peringati 10 Muharram, Pemdes Cibeureum Kulon Santuni Anak Yatim

Eyang Syarif menambahkan, berdasarkan cerita, Kanjeng Pangeran juga konon sempat berucap pada warga di daerah itu, “Saat ini aku doakan agar daerah ini selalu subur dengan air”.

Ucapan itu dilontarkan Kanjeng Pangeran karena air yang diminumnya mampu mengobati rasa pahit dan asam akibat makan buah malaka.

“Berkat ucapan Kanjeng Pangeran itu, sekarang terbukti sampai sekarang Cimalaka terkenal kaya akan sumber airnya,” tandasnya.

Perlu diketahui, ada fakta menarik lainnya di Kecamatan Cimalaka, Ternyata, di wilayah tersebut, tidak ada satu pun nama perkampungan atau dusun yang memiliki namanya Cimalaka.

Sementara itu, lokasi mata air Ciburial tempat Kanjeng Pangeran memakan Buah Malaka yang populer dengan cerita Cimalaka itu sendiri, ternyata masuk ke wilayah Dusun Pakemitan Desa Cimalaka.