INISUMEDANG.COM – Tingginya angka miskin ekstrem di Kecamatan Cimanggung, Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli meminta peran Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk turut serta dalam mengentaskan kemiskinan. Bukan tanpa alasan, karena di Cimanggung yang notabene kawasan industri namun angka kemiskinan ekstrem cukup banyak.
“Pentingnya keterlibatan semua lini, termasuk Apindo, dalam mengatasi masalah ini. Kita melibatkan semua lini termasuk Apindo karena Pemkab dalam mengentaskan tidak bisa sendiri,” ujar Yudia Ramli usai mengunjungi PT Yakjin Cimanggung, baru baru ini.
Ramli mengungkapkan bahwa Pemkab Sumedang menargetkan zero miskin ekstrem pada tahun 2024 dengan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk Apindo. Salah satu perusahaan yang dilibatkan adalah PT Yakjin Jaya Indonesia (YJI), yang berlokasi di Desa Sindangpakuon, Kecamatan Cimanggung.
Saat mengunjungi PT Yakjin, Ramli berupaya meyakinkan bahwa pabrik garmen tersebut dapat berkontribusi dalam penghapusan kemiskinan ekstrem, khususnya di Desa Sindangpakuon.
“Saya datang ke PT Yakjin ingin meyakinkan bahwa pabrik garmen tersebut bisa ikut terlibat dalam penghapusan miskin ekstrem minimal di wilayah Desa Sindangpakuon Kecamatan Cimanggung,” tuturnya.
Berdasarkan data yang ada, angka kemiskinan extrim di Kecamatan Cimanggung mencapai 411 kepala keluarga (KK) atau 1.441 jiwa. Di Desa Sindangpakuon sendiri, terdapat 11 KK atau 56 jiwa yang saat ini dalam pantauan PT Yakjin Jaya Indonesia (YJI).
General Manager PT Yakjin Jaya Indonesia, Mr. Park Sean, didampingi oleh Factory Manager Santi Irfianti, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengecek data warga miskin ekstrem di Desa Sindangpakuon. Langkah ini merupakan bagian dari rencana awal untuk mempekerjakan warga miskin ekstrem dalam pekerjaan angkut barang di perusahaanya.
Mr. Park Sean berharap perusahaan dapat mempekerjakan warga tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemkab Sumedang dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem.
“Untuk membantu program Pemkab Sumedang dalam pengentasan miskin ekstrem, mudah-mudahan bisa mempekerjakan mereka di perusahaan,” ujarnya.
Rencana ini diharapkan dapat membantu warga miskin ekstrem mendapatkan penghasilan tambahan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Mengenai jam kerja yang direncanakan, Mr. Park Sean menyebutkan bahwa warga akan bekerja selama 5 hingga 6 jam sehari. Namun, teknis pelaksanaan program ini masih dalam tahap pembahasan dengan pemerintah desa setempat untuk memastikan semua berjalan dengan lancar.