INISUMEDANG.COM – Memasuki musim kemarau, seluas 80 hektare lahan di Gunung Geulis mengalami kritis. Rendahnya curah hujan dan kurangnya kesadaran masyarakat pemangku hutan menjadi penyebab lahan konservasi tersebut menjadi kritis.
Untuk itu, upaya memulihkan lahan yang kritis, sejumlah stakeholder diantaranya Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, SPTH, SITH ITB, Forkopimcam Jatinangor, Pemdes Jatiroke, dan Forum Komunikasi Petani Gunung Geulis melaksanakan Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon (GTPP) serta program Satu Juta pohon dan Jum’at menanam, Jumat (26/8/2022).
Kantor Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan (SPTH) Dinas Kehutanan Pemerintahan Daerah Jawa Barat diwakili Kepala Bidang Sertifikasi Benih dan Tanaman Hutan Jawa Barat Dede Mahmiludin mengatakan. Bibit pohon yang ditanam itu terdiri dari cengkeh 10 buah, Picung 25 buah, Amper 25 buah, Sirsak 20, dan Merbau 20 bibit
“Dinas Kehutanan Jawa Barat terus berupaya melakukan penanam pohon dengan nama Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon (GTPP) serta program Satu Juta pohon dan Jum’at menanam. Yang dilakukan saat ini di bawah Kaki Gunung Geulis bersama Forum Komunikasi Petani Gunung Geulis dan Forkopimcan Jatinangor juga kepala Desa Jatiroke,” ujar Dede.
Dede menambahkan, dalam tahun ini pihaknya mempunyai target menanam yakni 1 Juta Pohon, setiap hari Jum’at diluar agenda yang rutin dilakukan. Program penanaman satu juta pohon ini. Yakni di lahan-lahan yang kritis se Jawa Barat, dimana program menanam pohon sampai tahun 2023 yakni 6 juta pohon. Sampai saat ini tinggal 5 juta pohon lagi dengan program GTPP (Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon)
Program Jumat Menanam
“Program Jum’at menanam adalah salah satunya menginterpretasikan program GTPP. Alhamdulillah tahun kemarin berdasarkan hasil perhitungan dan analisis kita bisa mencapai target penutupan lahan. Kedepanya kami akan terus menerus melakukan penanaman dan untuk perawatannya diserahkan kepada Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) masing-masing wilayah,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Forum Komunikasi Petani Gunung Geulis Saepudin mengatakan. Kegiatan ini adalah momen dari pemerintah untuk terus menerus melakukan penanaman pohon supaya lahan di Jawa Barat tidak kritis. Memasuki musim kemarau potensi lahan kritis semakin banyak karena curah hujan sedikit. Mempersiapkan musim hujan yang merupakan musim tanam, pihaknya akan terus berupaya agar target sejuta pohon bisa ditebar.
“Yang terpenting jangan hanya menanam, tetapi kita harus mau merawat dan memeliharanya. Karena Ada pertanyaan kenapa menaman terus tapi mana hasilnya, makanya di kita menanam sekaligus merawatnya. Jadi ada wali pohonnya tiap-tiap wilayah,” ujarnya.
Saepudin menambahkan, Lahan Gunung Geulis itu terdiri dari lahan Perhutani, perusahaan, dan tanah adat atau carik desa bekas galian C. Dari luasnya Gunung Geulis yang mencakup 3 kecamatan Yakni Jatinangor, Cimanggung serta Tanjungsari, ada 80 hektar yang lahannya kritis. Ditambah lahan kas desa bekas galian C juga ada yang kritis.
“Kami akan terus berkomitmen setiap tahun berusaha melakukan penghijauan di lahan kritis tersebut. Tidak hanya mengelola terapi ikut bertanggung jawab dalam kelestarian hutannya,” tandasnya.