Bulan Ramadan identik dengan momen berbagi, ibadah, dan kebersamaan. Namun, di balik itu semua, ada satu hal yang sering luput dari perhatian: pengelolaan keuangan.
Banyak orang justru mengalami pengeluaran yang lebih besar dibanding bulan-bulan biasa, baik untuk kebutuhan sehari-hari, buka puasa, belanja Lebaran, hingga tradisi buka bersama.
Kebiasaan boros selama Ramadan dapat menguras tabungan dan bahkan menyebabkan masalah finansial setelah Lebaran.
Mari kita bahas lima kesalahan keuangan yang sering terjadi di bulan Ramadan dan bagaimana cara menghindarinya.
Dengan memahami kesalahan ini, Anda bisa menikmati Ramadan dengan lebih tenang tanpa khawatir kondisi dompet setelah Lebaran.
#1. Boros dalam Berbuka dan Sahur
Salah satu kesalahan paling umum selama Ramadan adalah kebiasaan boros dalam membeli makanan untuk berbuka dan sahur. Godaan aneka takjil dan kebiasaan makan di luar sering kali membuat pengeluaran membengkak tanpa disadari.
Selain itu, sahur juga sering menjadi momen di mana orang memilih menu praktis yang harganya lebih mahal, seperti makanan siap saji atau pesan antar. Jika sering dilakukan, kebiasaan ini bisa menjadi beban finansial yang besar.
Cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan membuat daftar belanja mingguan, memasak sendiri makanan yang lebih hemat dan sehat, dan menetapkan anggaran khusus untuk kebutuhan berbuka dan sahur.
Selain itu, batasi kegiatan buka bersama atau makan di luar. Anda cukup menghadiri acara buka bersama yang benar-benar berarti, seperti bersama keluarga besar atau teman-teman dekat saja.
#2. Belanja Berlebihan untuk Lebaran
Tidak afdol jika lebaran tidak membeli baju baru. Namun, tidak ada salahnya juga jika Anda mengenakan baju yang sudah ada, bukan?
Selain itu, pengeluaran lebaran juga meliputi hampers untuk keluarga dan rekan kerja hingga kue-kue khas Lebaran. Salah satu kesalahan terbesar adalah belanja impulsif yang tidak sesuai dengan anggaran.
Cobalah mencari opsi diskon atau promo. Hal ini memakan waktu cukup lama, tapi efektif untuk menekan pengeluaran. Selain itu, membuat daftar prioritas penerima dan anggaran untuk menghemat pengeluaran tanpa harus mengorbankan kebutuhan utama.
#3. Tidak Mengelola THR dengan Bijak
Tunjangan Hari Raya (THR) sering kali dianggap sebagai “uang ekstra” yang bisa dihabiskan begitu saja. Padahal jika dikelola dengan baik, THR dapat menjadi pemasukan dan tabungan setelah lebaran.
Tak bisa dipungkiri, THR bisa langsung habis hanya dalam beberapa hari tanpa pengelolaan yang tepat. Banyak orang menggunakannya untuk membeli barang-barang konsumtif dan membayar utang.
Agar THR tidak langsung habis tanpa manfaat jangka panjang, alokasikan secara bijak, misalnya dengan strategi 50-30-20.
Gunakan 50% untuk kebutuhan utama seperti zakat, sedekah, dan kebutuhan Lebaran, 30% untuk tabungan atau investasi, dan 20% untuk keperluan hiburan atau belanja yang sifatnya tidak mendesak.
#4. Hindari Paylater Barang Konsumtif
Layanan paylater memang semakin populer, tapi apakah Anda benar-benar membutuhkannya? Jika digunakan secara sembrono, paylater bisa menjadi boomerang untuk keuangan Anda.
Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah menggunakan paylater untuk membeli barang konsumtif, seperti pakaian, gadget baru, atau peralatan rumah tangga yang sebenarnya tidak mendesak.
Selalu utamakan kebutuhan daripada kesenangan. Cara terbaik untuk menggunakan paylater jika benar-benar diperlukan dan memiliki rencana pembayaran yang jelas sesuai dengan kemampuan finansial.
Jika bisa, prioritaskan membayar dengan uang tunai atau menggunakan metode yang tidak menambah utang. Dengan demikian, Anda tidak memiliki beban utang selama dan sesudah Ramadan.
#5. Mengandalkan Utang untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran
Beberapa orang memanfaatkan kartu kredit, pinjaman online, atau bahkan meminjam uang dari teman dan keluarga untuk menutupi pengeluaran yang membengkak selama bulan puasa. Sebisa mungkin hindari hal ini.
Ingat, setelah Ramadan berakhir, kewajiban untuk melunasi utang tetap ada, sementara kondisi keuangan belum tentu stabil. Hal ini tentu bisa menjadi beban keuangan berkepanjangan dan mengganggu mental Anda.
Solusinya adalah menyesuaikan pengeluaran dengan kemampuan finansial yang ada. Jika dana terbatas, prioritaskan kebutuhan utama dan cari cara untuk menghemat, seperti berbuka puasa sederhana di rumah, membeli pakaian baru hanya jika diperlukan.
Itulah beberapa kesalahan keuangan yang umum terjadi saat Ramadan. Tidak memiliki rencana finansial yang matang serta berperilaku impulsif dan konsumtif dapat memperparah keuangan Anda.
Jika merasa butuh bantuan, Anda bisa menghubungi jasa pengelolaan keuangan secara online maupun offline. Anda bisa mendapat bantuan mengelola keuangan dalam skala mandiri, keluarga, bahkan jasa family office.