INISUMEDANG.COM – Dusun Cibueuk merupakan salah satu Dusun yang terletak di Desa Padasari Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
Cibueuk saat ini, seolah jadi Kampung Mati karena semua rumah di dusun tersebut ditinggalkan oleh penghuninya belasan tahun yang lalu.
Ditinggalkannya rumah di Dusun Cibueuk bukan tanpa alasan. Pasalnya, hasil kajian dari badan Geologi menyatakan tanah di Dusun itu labil dan harus dikosongkan, karena membahayakan warga.
Sebelum menjadi Kampung Mati seperti sekarang ini. Dusun Cibueuk yang memiliki berbagai cerita menarik dari mulai kisah horor hingga kisah yang membanggakan sekaligus menakjubkan.
Berikut 5 Fakta menarik dari Kampung Mati.
- Terdiri hanya 40 rumah, tidak pernah berkurang ataupun bertambah.
Gubernur Jawa Barat 1998-2003 Raden Nana Nuriana, seringkali datang ke Kampung Cibueuk dan menyarankan untuk kampung Cibueuk dikasih nama Baduy Sumedang. Karena dengan 40 rumahnya yang tidak lebih ataupun berkurang.
Warga Kampung Cibueuk sampai saat ini masih menyimpan tanda tanya besar. Kenapa nama kampungnya Cibueuk, dan kenapa hanya 40 rumah saja di Desa Padasari Sumedang ini.
Menurut cerita jumlah rumah yang hanya 40 rumah saja tetap tidak berubah, meski ada yang datang untuk membuat rumah baru, dengan sendirinya rumah yang lain dibongkar tidak ada sebab tiba tiba pindah saja ke luar Kampung Cibueuk dan kejadian ini terus berulang.
- Tempat Lahirnya Orang pertama dari Sumedang yang bergelar Profesor.
Orang pertama di Sumedang yang menyandang gelar Profesor ternyata kelahiran dari Kampung Cibueuk atau yang sekarang seperti Kampung Mati.
Profesor itu, bernama Profesor Didi Atmadilaga asli orang Cibueuk keturunan dari Eyang Alijan yang merupakan pendiri dan pencetus Kampung Cibueuk ini. Pada masanya beliau merupakan orang yang dituahkan oleh warga setempat karena ilmunya yang tinggi.
Tiga Dari 5 Fakta Menarik Ini Dusun Cibueuk (Kampung Mati) Telah Dikunjungi 12 Negara
- 12 Negara dan hampir seluruh provinsi di Indonesia pernah berkunjung ke Kampung Mati.
Ketika Era Presiden Bj Habibi mendapatkan penghargaan Wana Lestari Satya Nugraha atas keberhasilan kelompok tani sebagai pecinta dan penyelamat lingkungan.
Sebanyak 12 Negara berkunjung ke Kampung Cibueuk ini, mulai dari Negara Arab Saudi, Amerika Serikat, Korea dan beberapa negara lainnya.
Tak hanya itu, hampir semua provinsi di Indonesia ini pernah datang ke kampung Cibueuk untuk melihat atau study banding budidaya paneli. Bahkan Timor Timur atau Negara Timor Leste saat ini, sampai satu bulan tinggal di Kampung Cibueuk untuk belajar budidaya paneli karena paneli di Kampung Cibueuk ini merupakan paneli terbaik kwalitasnya.
Selain Angker Adanya Siluman Ular Bermahkota
- Angker
Pasca ditinggalkan oleh penghuninya selama 13 tahun dampak dari pergerakan tanah, kini kondisi puluhan rumah tidak terurus dan terbengkalai.
Kosongnya rumah-rumah di Kampung Cibueuk ini, memunculkan cerita seram yang bikin merinding menutur warga yang kebetulan melintas di area perkampungan kosong itu, walaupun disiang hari.
Aura rumah-rumah itu disebut warga sangat besar sekali unsur mistisnya, ditambah kondisi rumah yang sudah tidak terurus. Itu terlihat dari dingding tembok yang berlumut, sarang laba laba dimana mana dan kotor.
Seperti diceritakan warga setempat yang pernah melihat langsung ada penampakan seperti nenek nenek yang lagi di kebun.
- Ada Siluman Ular Bermahkota.
Berbagai cerita mistis di Cibueuk Desa Padasari Kecamatan Cimalaka, terus bermunculan pasca Kampung tersebut seperti Kampung mati. Karena puluhan rumah di kampung itu telah ditinggalkan penghuninya selama belasan tahun.
Tak hanya cerita mistis di area perkampungannya saja, kini cerita mistis juga muncul dari bawah Jembatan Lahuta (Mustahil), yaitu satu Jembatan yang menuju ke Kampung Mati di Cibueuk tersebut.
Menurut cerita, konon di bawah Jembatan itu, merupakan tempat pesugihan Siluman ular yang di kepalanya memakai Mahkota.
Menurut sesepuh Dusun Cibueuk Entis Sutisna menuturkan, awal mula dinamakan kampung Cibueuk yaitu diambil dari nama mata air yang berada di akar pohon yang “Rarambueukan” (akar pohon yang lebat) jadilah nama Bueuk sedangkan ‘Ci’ diambil dari istilah air dalam bahasa Sunda ‘Cai’ menjadi Cibueuk yang berlokasi di Cireuntes.
“Jadi satu kebiasaan warga menyebut sumber mata air tersebut dinamakan sumber mata air Cibueuk. Dan yang memulai menamakan menjadi kampung Cibueuk itu yaitu Uyut Alijan yang sekarang menjadi leluhur Kampung Cibueuk,” Kata Entis kepada IniSumedang.Com beberapa waktu lalu.