33 Tahun Jadi Perajin Wayang Golek, Warga Bandung Ini Ingin Jaga Warisan Nusantara

Pengrajin Wayang Golek
Toto Hadiyanto asal Bandung telah Perajin Wayang Golek selama 33 tahun

BANDUNG – Bertekad ingin menjaga warisan nusantara, Toto Hadiyanto hingga kini masih setia dan bertahan menjadi salah satu perajin wayang golek aktif asal Bandung.

Pria berusia 58 tahun itu meyampaikan telah menggeluti profesinya sebagai perajin wayang golek dirumahnya yang berada di wilayah Mandalajati sejak tahun 1990 silam. 

Di tengah gempuran budaya barat, Toto Hadiyanto tetap memproduksi wayang golek. Dari sekian banyak tokoh wayang, Cepot dan Pandawa Lima menjadi andalannya.

“Saya belajar membuat wayang golek secara autodidak. Awalnya karena hobi terus cari kerja susah, akhirnya jadi perajin wayang golek,” kata Toto saat ditemui di rumahnya.

Ini Baca Juga :  Siap Kejar Target 2025, BRI Finance Perkuat Strategi di Captive BRI

Untuk harga wayang golek, lanjut Toto, disesuaikan dengan ukuran. Ada 4 ukuran yang dibuatnya yakni ukuran 50 sentimeter, 40 sentimeter, 30 sentimeter, dan 20 sentimeter.

Toto menjual mulai dari Rp30.000 untuk ukuran paling kecil 20 cm. Sedangkan ukuran paling tinggi yaitu 50 cm dibanderol Rp200.000-Rp300.000 untuk satu wayang.

Toto kerap menerima pesanan dari konsumen di luar ukuran, misal gantungan kunci atau untuk souvenir. 

Rata-rata dalam seminggu, ia bisa menyelesaikan 30 – 40 wayang. Dalam membuat wayang golek, ia dibantu sang istri yang bertugas membuat pakaian wayang.

Ini Baca Juga :  KAI Perkuat Sustainability dengan Transportasi Ramah Lingkungan Melalui Dekarbonisasi

“Setiap hari tidak tentu dan bagaimana pesanan juga. Paling tidak 30-40 per minggu ada untuk berbagai ukuran wayang golek,” ujarnya.

Ia mengatakan, wayang golek miliknya pernah dikirim ke luar kota seperti Cikarang, Banten dan Karawang, bahkan ke luar pulau Jawa.

“Tapi membuat wayang ini tidak setiap hari juga, kadang sepi. Banyaknya yang beli itu untuk galeri, sampai dari berbagai daerah datang untuk membeli,” ujar dia.

Kini, sang putra juga telah mengikuti jejaknya menjadi perajin Wayang Golek. Ia berharap semakin banyak perajin yang bermunculan, hal ini kata dia, untuk regenerasi yang baik.

Ini Baca Juga :  Pengrajin Wayang Golek Asal Sumedang Ini Mampu Melatih Pemuda di Luar Jawa

“Regenerasi agak susah. Karena susah mengukir, banyak menyerah dalam belajar. Semoga semakin banyak yang tertarik menjadi perajin,” harapnya.