INISUMEDANG.COM – Memasuki pertengahan tahun 2022 ini, kasus Demam Berdarah (DBD) di Sumedang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumedang memasuki pertengahan tahun 2022 ini sebanyak 846 orang terjangkit DBD. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2021 yang hanya berjumlah 1339 orang terjangkit DBD.
“Ada sedikit kenaikan. Karena biasanya, kasus DBD itu terjadi pada awal musim hujan yaitu dari bulan Oktober sampai dengan bulan Mei 2022”. Kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit oleh Dr. Reny K. Anton saat ditemui IniSumedang.Com di Ruang Kerjanya, Jumat 1 Juli 2022.
Untuk itu, lanjut Reny, d rangka pencegahan, pengendalian dan penanggulangan penyakit DBD. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, khususnya Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit berupaya maksimal untuk menurunkan angka kematian karena DBD.
“Untuk angka kematian karena DBD pada tahun 2021 berjumlah 15 orang, dan pada tahun 2022 berjumlah 11 orang 2 dewasa dan 9 anak abak dibawah 15 tahun. Dan yang menjadi dominan terkena DBD adalah anak-anak,”
“Jadi, kalau ada pasien yang terinfeksi DBD dimohonkan untuk tidak terlambat ditangani. Seperti kemarin kemarin saya mendapatkan laporan ada yang meninggal karena terlambat datang ke sarana kesehatan. Jadi kematian itu bukan karena lalainya penanganan tapi akibat terlambatnya datang ke sarana kesehatan,” ungkap Reny.
Reny menuturkan, beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit DBD yaitu karena dampak lingkungan sehingga menimbulkan jentik yang akan menjadi ribuan nyamuk, mobilisasi orang seperti orang pendatang yang terinfeksi lalu menular ke orang sekitar, dan lingkungan yang kotor.
Imbau Masyarakat Jangan Ada Air Yang Menggenang
“Untuk itu, kami mengimbau masyarakat jangan sampai ada air yang menggenang. Karena nantinya si nyamuk itu bertelur dan berkembangbiak. Selain itu harus selalu memperhatikan kebersihan lingkungan, karena timbulnya penyakit itu berasal dari lingkungan kita yang kotor,” terang Reny.
Bukan hanya foging saja, tambah Reny, karena foging hanya membunuh nyamuk dewasa saja tidak dengan jentiknya. Tetapi kita berharap preventif promotif dengan kesehatan lingkungan yang bersih, dan hati-hati akan air bersih yang menggenang, kemudian tempat makan binatang, bak mandi yang rawan jentik, penampungan air, pas bunga, dan lain sebagainya yang menyebabkan terjadinya penyakit seperti tempat yang kotor.
“Kami berharap bagi yang terinfeksi atau yang menunjukkan gejala, walaupun belum tentu ada bintik bintik tapi yang pasti demam 2-7 hari, diharap segera ke fasilitas kesehatan jangan sampai terlambat dan jaga kebersihan lingkungan,” kata Reny menegaskan.