SUMEDANG, 28 September 2025 – Tim dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), melalui Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMLK-ITB) berkolaborasi dengan masyarakat Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Model Integrated Farming System.
Program ini bertujuan mendukung kemandirian pangan keluarga sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program yang merupakan bagian dari Pengabdian Masyarakat ITB skema Bottom-Down tahap ke-2 tahun 2025 ini diketuai Fitriani Jati Rahmania (SF-ITB) dengan anggota tim Mia Rosmiati dan Yeyet Setiawati (SITH-ITB), serta Sri Hartati (SBM-ITB).
Mereka juga dibantu dua mahasiswa Rekayasa Pertanian, yakni Muhammad Arsyad Fajri dan Yusuf Yonisal Sabila. Kegiatan berlangsung sejak Agustus hingga November 2025, meliputi sosialisasi, pelatihan, pembangunan lahan percontohan (demplot), pendampingan, hingga monitoring dan evaluasi.
“Kami menggunakan pendekatan partisipatif dengan menekankan gotong royong, solidaritas, dan pemberdayaan kelompok tani,” kata Fitriani.
Pada tahap awal, tim melakukan sosialisasi kepada Lurah Kelurahan Situ, Geri Agustiana, serta perwakilan masyarakat, Wawan (RW 19). Selanjutnya, rangkaian pelatihan digelar pada September–Oktober, di antaranya pembentukan Kelompok Wanita Tani Hegarmanah Asri, pelatihan budidaya sayuran dengan hidroponik dan polybag, instalasi hidroponik, praktik pembuatan larutan AB mix, persemaian, serta pelatihan manajemen usaha dan pembukuan sederhana.
Camat Sumedang Utara, Ayuh Hidayat turut hadir membuka pelatihan bersama lurah, tokoh masyarakat, penyuluh pertanian, dan warga peserta program.
“Program ini diharapkan memberi keterampilan baru, menumbuhkan jiwa wirausaha, dan mendorong lahirnya unit usaha kecil berbasis hasil pekarangan,” ujar Fitriani.
Pada November, kegiatan akan difokuskan pada monitoring, evaluasi, dan pendampingan berkelanjutan. ITB juga menyiapkan sistem pemantauan melalui grup komunikasi daring untuk memastikan program tetap berjalan dan menjawab kendala yang dihadapi masyarakat.
Dengan pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu, masyarakat diharapkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga memperkuat ekonomi rumah tangga.