INISUMEDANG.COM – Kabupatén Sumedang telah mendeklarasikan diri menjadi Kabupatén Puseur Budaya Sunda. Di Sumedang itu sendiri sarat adat dan cagar Budaya sehingga hampir di setiap tempat di Kabupatén Sumedang memiliki Cagar Budaya. Dengan kisah sejarah baik itu dari masa kerajaan atupun masa penjajahan dahulu.
Seperti sumber asal mata air di Cipanas Cileungsing Kecamatan Conggeang yang telah menjadi situs cagar budaya yang ditetapkan pada tahun 2005.
Cagar Budaya sendiri merupakan warisan budaya bersifat kebendaan. Berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan di air yang perlu dilestarikan keberadaannya. Karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan kebudayaan melalui proses penetapan.
Selain berguna untuk kesehatan, kata Iwan sebagai Juru Kunci, sumber mata air Cipanas Cileungsing ini memiliki keunikan yang lain. Salah satunya adalah di mata air yang keluar dari bawah pohon kiara itu memiliki tiga rasa kalau air tersebut dicicipi.
“Sumber mata air Cipanas Cileungsing ini memang memiliki tiga rasa, tepatnya di bawah pohon kiara ini. Bentuk dan warnanya menyerupai larangan milik wanita. Dan kalau di cicipi dari samping kanan ini rasanya adalah Asam, di tengah rasanya seperti air kelapa atau air soda, dan kalau di samping kirinya memilki rasa Asin”. Tutur Juru Kunci yang telah memiliki SK ini kepada IniSumedang.Com beberapa waktu yang lalu.
Dengan adanya tiga rasa ini, kata Iwan, tentu merupakan keunikan dan keajaiban dari sang pencipta. Tiga rasa air panas dari sumbernya ini terjadi sudah ratusan tahun, hingga sampai saat ini tidak berubah rasanya.
“Selain tiga rasa air panas ini, suhu panasnya air di sini mencapai 40 – 43 Celcius dan itu berdasarkan hasil penelitian LIPI. Bukan hanya itu saja, air panas ini kadar besinya rendah tapi belerangnya tinggi. Jadi baik digunakan untuk kesehatan bahkan ketika diminum sesuai kebutuhan pun aman,” tuturnya.