Tim PPM SITH ITB ini Ubah Limbah Pertanian jadi Biopestisida dan Pupuk Hayati

Tim PPM SITH ITB

INISUMEDANG,- Upaya membantu masyarakat dalam bidang pertanian, Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang diketuai oleh Dr. Ir. Anne Hadiyane MSi yang beranggotakan Dr. Alfi Rumidatul, S.Hut, MSi dan Dr. Ir. Yayat Hidayat MSi dengan melibatkan mahasiswa program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) memberikan pelatihan pada masyarakat sekitar Kawasan Gunung Geulis Desa Jatiroke Kecamatan Jatinangor, Minggu (31/10/2021).

Pelatihan tersebut, menurut Dr. Ir. Anne Hadiyane MSi membuat produk biopestisida dan biofertilizer (pupuk hayati) dari limbah pertanian dengan teknologi pirolisis.

Dr. Ir. Anne Hadiyane menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk membantu kelompok masyarakat dalam mengembangkan usaha dengan memanfaatkan limbah pertanian yang banyak terdapat di sekitar Kawasan Gunung Geulis yang pemanfaatannya belum optimal menjadi produk biopestisida dan pupuk hayati dengan teknologi pirolisis menjadi asap cair, sehingga menghasilkan nilai tambahh bagi limbah pertanian yang memiliki potensi bahan baku yang berlimpah di kawasan tersebut.

“Kegiatan PPM ini diikuti masyarakat sekitar Gunung Geulis Desa Jatiroke selain memberikan pelatihan pembuatan produk biopestisida dan pupuk hayati juga melakukan praktek aplikasi produk terhadap tanaman kopi yang banyak ditanam oleh masyarakat sekitar,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Kelompok Keahlian Sains dan Bioteknologi Tumbuhan SITH ITB Gelar Pelatihan Hidroponik

Dr. Ir. Anne Hadiyane menambahkan, pada kegiatan PPM ini aplikasi produk biopestisida dan pupuk hayati terhadap tanaman kopi yang merupakan tanaman kelompok petani kopi di sekitar Gunung Geulis yang tergabung dalam wadah Komunitas Petani Kopi Gunung Geulis (KOPPI GUGEULS) yang diketuai oleh Bapak Saepudin sangatlah penting, untuk memberikan keyakinan terhadap masyarakat atas manfaat produk yang akan mereka hasilkan.

Diharapkan dari kegiatan ini dapat mendorong masyarakat agar lebih giat dan bersemangat mengolah limbah pertanian mereka menjadi produk yang sangat bermanfaat. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri tetapi menjadi produk komersil yang dapat mengembangkan usaha kelompok masyarakat. Terutama pada saat ini, dalam mengurangi dampak pandemi Covid 19, kegiatan ini diharapkan mampu menggeliatkan kembali perekonomian masyarakat khususnya di Desa Jatiroke Kecamatan Jatinangor Sumedang.

“Aplikasi asap cair limbah pertanian ini sangat efektif sebagai biopestisida dan pupuk hayati pada tanaman kopi. Dimana Desa Jatiroke merupakan salah satu desa di Kabupaten Sumedang yang menghasilkan kopi. Permasalahan utama pada perkebunan kopi di Desa Jatiroke, yaitu rendahnya produktivitas dan mutu yang kurang memenuhi standar. Rendahnya produktivitas kopi antara lain disebabkan oleh serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Serangan OPT dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis baik kualitas maupun kuantitas,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  ITB Jatinangor Wakili Sumedang Jadi Finalis Lomba Design Pemulihan Lahan yang Digelar KLHK

Oleh karena itu, dalam kegiatan PPM tersebut Dr. Alfi Rumidatul memberikan materi kepada masyarakat dan petani kopi mengenai hama dan penyakit tanaman kopi.

Menurut Dr. Alfi Rumidatul, hama pada tanaman kopi adalah penggerek buah kopi, penggerek batang merah, penggerek cabang dan ranting, kutu hijau, dan Sanurus indecora. Penyakit tanaman kopi dibagi atas penyakit yang disebabkan oleh jamur, yaitu karat daun, bercak daun, jamur upas, jamur akar, kanker belah, penyakit rebah batang, dan penyakit yang disebabkan oleh nematoda. Hama dan penyakit tanaman kopi merupakan salah satu penyebab menurunnya produksi dan produktivitas kopi.

“Oleh karena itu, diperlukan upaya pengendalian terhadap hama dan penyakit tanaman kopi yang bertujuan untuk menekan perkembangan populasi hama dan patogen agar tidak merugikan secara ekonomis dan meningkatkan ketahanan tanaman,” kata Dr. Alfi.

Upaya pengendalian hama dan penyakit kopi di Desa Jatiroke, lanjut Dr. Alfi umumnya masih tergantung pada penggunaan pestisida kimia sintetik. Seiring dengan kesadaran akan bahaya residu racun pada produk kopi dan cemaran logam berat terhadap ekosistem pertanian, maka tuntutan akan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan semakin meningkat.

Ini Baca Juga :  KK Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk SITH ITB Kenalkan Lebah Tanpa Sengat ke Petani

Pemateri lain pada kegiatan PPM ini adalah Dr. Ir. Tati karliati memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang Biopestisida asap cair yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman kopi, sedangkan biofertilizer (pupuk hayati) digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi di persemaian. Bagaimana menggunakan Biopestisida dan pupuk hayati serta konsentrasi yang sangat efektif dan efisien sebagai penghambat hama dan penyakit kopi serta yang sangat baik bagi pertumbuhan kopi sehingga dapat meningkatkan produktifitas kopi.

“Dari kegiatan PPM ini diharapkan dapat membantu masyarakat sekitar Kawasan Gunung Geulis untuk pemanfaatan limbah pertanian, peningkatan produktifitas kopi dan pengembangan usaha masyarakat. Oleh karena itu PPM yang dilaksanakan oleh tim dosen Kelompok Keilmuan Teknologi Kehutanan SITH -ITB akan memberikan pelatihan sekaligus memberikan bantuan alat pengolahan asap cair kepada kelompok masyarakat sehingga dapat memproduksi asap cair dengan bahan baku limbah pertanian melalui teknologi pirolisis menjadi biopestisida dan biofertilizer (pupuk hayati),” tandasnya.

IMAN NURMAN
FOTO BERSAMA: TIM PPM SITH ITB saat foto bersama usai memberikan pelatihan membuat produk biopestisida dan biofertilizer (pupuk hayati) dari limbah pertanian dengan teknologi pirolisis bagi kelompok masyarakat Gunung Geulis Desa Jatiroke Kecamatan Jatinangor.