Berita  

Tiga Mahasiswa Unpad Ini Ubah Tandan Kelapa Sawit jadi Kain Woven

Tiga Mahasiswa Unpad berhasil mengubah Tandan Kelapa Sawit jadi Kain Woven

INISUMEDANG.COM – Kelapa sawit memang bermanfaat menjadi bahan minyak goreng. Namun siapa sangka tandan kosong sawit ternyata bisa dibuat kain woven dan tenun oleh tiga mahasiswa Unpad di Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad Jatinangor ini.

Ya ketiganya berhasil menyulap tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi kain yang mempunyai nilai manfaat ekonomi. Mereka adalah Muhammad Mas’ud, Sita Halimatus Sa’diyah, dan Bonie Pamungkas, yang dibimbing oleh Ahmad Thoriq, S.TP., M.Si.

Penelitian tersebut berhasil membawa mereka menjadi juara III Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Ini Baca Juga :  Kado Indah Jelang Ramadan, Baznas Sumedang Terima Dua Penghargaan di Anugrah BAZNAS Award 2023

“Kain yang dihasilkan pada penelitian tersebut terdiri atas 2 jenis yaitu kain non woven dan kain tenun. Kain non woven dapat dimanfaatkan sebagai insulator dan peredam suara, sedangkan kain tenun TKKS dapat diolah lebih lanjut menjadi tas, sepatu, topi, taplak meja, gorden, dan beberapa produk kerajinan lainnya,” kata salah seorang mahasiswa, Muhammad Mas’ud.

Selama ini, lanjut Mas’ud tandan kosong kelapa sawit biasanya hanya dibuang ke lahan sawit atau diolah lanjut menjadi kompos. Jika dibuang ke lahan, dibutuhkan waktu lama untuk proses penguaraiannya. Seringkali sampah TKKS menjadi sarang tikus yang juga dapat berimplikasi pada menurunnya produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit.

Ini Baca Juga :  Jelang Akhir Arus Balik Lebaran 2023 Jalur Nagreg Terus Dipadati Pemudik

Sementara jika diolah menjadi kompos, maka perlu investasi yang besar, lahan luas serta jauh dari pemukiman. Padahal, potensi limbah serat sawit tiap tahun dapat mencapai 5,85 juta ton.

Dalam Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa, para mahasiswa berupaya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa diawali dengan seleksi proposal. Dari 350 proposal yang masuk, terpilih 30 proposal untuk didanai. Berdasarkan hasil evaluasi kemajuan penelitian, tim FTIP Unpad lolos 10 besar terbaik, yang kemudian berikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitian pada tahap final.