Tekan Angka Stunting di Sumedang, BKKBN dan Komisi IX Gelar Edukasi Stunting

INISUMEDANG.COM – Upaya menekan angka stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak, BKKBN Provinsi Jabar dan Anggota Komisi IX DPR RI yang bermitra dengan kesehatan, menggelar Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) program Bangga Kencana di Gedung SKB Desa Gudang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, Minggu (04/02).

Anggota Komisi IX, Linda Megawati didampingi Dela Aryati Ketua tim Ketahanan Remaja BKKBN Jawa Barat serta Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Sumedang, Ani Gestaviani memberikan penjelasan mengenai misi pentingnya dalam memberantas stunting di Indonesia khususnya di Sumedang.

“Saya berkomitmen untuk memberantas stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak di bawah dua tahun akibat kekurangan asupan gizi atau yang dahulu lebih dikenal sebagai gizi buruk,” ujar anggota DPR RI fraksi Partai Demokrat itu.

Ini Baca Juga :  Ketua Kocima Ajak Para Perajin Senapan Angin Cipacing Sumedang Taat Aturan Hukum

Menurut Linda, misi tersebut melibatkan sebuah gerakan yang terus menerus dilakukan. Fokus persiapannya, harus dimulai dari kalangan dewasa, terutama mereka yang akan menjalani kehidupan pernikahan.

“Persiapkan mental dan ekonomi agar tidak memiliki keturunan yang mengalami stunting. Salah satunya rajin mengecek kesehatan bayi dan asupan gizi pengganti MP ASI,” katanya.

Menurutnya, dengan menekankan pentingnya persiapan dewasa untuk menciptakan lingkungan pernikahan yang sehat dan mendukung pertumbuhan optimal anak-anak di masa depan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Sumedang, Ani Gestaviani memberikan edukasi mendalam mengenai masalah stunting.

Ini Baca Juga :  Berkah Ramadan, Polsek Tanjungsari Bagikan Takjil Gratis ke Pengendara Motor

“Stunting atau kondisi gagal tumbuh kembang pada anak, seringkali terjadi pada anak yang kurang sehat. Gejala stunting mencakup berat badan kurang dari 2,5 kilogram dan tinggi badan kurang dari 48 centimeter,” ujar Ani.

Ani menyoroti dampak dari stunting terhadap kesehatan anak yang bisa menimbulkan berbagai risiko, termasuk masalah jantung dan diabetes.

“Apabila dibiarkan, perkembangan anak akan terhambat, berpengaruh terhadap kecerdasan, serta memengaruhi pertumbuhan otak, berat, dan tinggi badan,” tambahnya.

Ani memberikan perhatian khusus pada ibu hamil, mengingat bahwa kurangnya asupan gizi berkepanjangan dapat menjadi penyebab stunting. Oleh karena itu, Kesehatan ibu hamil harus dijaga, termasuk aspek emosionalnya.

Ini Baca Juga :  Kasus Pelecehan Terhadap Anak 13 Tahun Akan Dikawal Kejari Sumedang

“Kelainan atau gagal tubuh pada ibu hamil dapat berkontribusi terhadap stunting pada anak,” sambung Ani.

Tak hanya itu, Ani memberikan peringatan kepada remaja putri tidak boleh mengalami anemia atau kekurangan darah. Ini ditandai dengan risiko melahirkan anak yang mengalami stunting, karena kurangnya asupan gizi dan vitamin.

“Biasanya, karena takut menjadi gemuk atau kurang cantik, remaja putri jarang mengonsumsi vitamin,” tuturnya.

Menurutnya, edukasi yang disampaikan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Sumedang tentang pentingnya pencegahan stunting melalui perhatian khusus terhadap asupan gizi ibu hamil dan remaja putri, serta upaya menjaga kesehatan anak sejak dini.