Tari Jayengrana Sumedang Ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda di Indonesia

Tari Jayengrana Sumedang
Tari Jayengrana Sumedang

INISUMEDANG.COM – Tari Jayengrana menambah tarian tradisional asli Kabupaten Sumedang yang ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Indonesia.

Sebelumnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang melalui Bidang Kebudayaan pada Disparbudpora mengusulkan Tarian Jayengrana dari Padepokan Sekar Pusaka di Jalan Pangeran Santri RT 01 RW 013, Kelurahan Kota Kulon Kecamatan Sumedang Selatan. Untuk ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Indonesia pada tahun 2022 kemarin.

Kepala Bidang Kebudayaan Mohamad Budi Akbar melalui Fungsional Pamong Budaya Ahli Muda Suhadi.,S.Kom mengatakan. Didalam Identifikasi dan definisi mengenai karya budaya termasuk aspek kesejarahan. Tari Wayang adalah salah satu genre tari di Jawa Barat yang berlatarbelakang dari cerita Wayang.

“Tari wayang memiliki ciri yang berbeda dibandingkan genre tari lainnya seperti Rakyat, Topeng, Keurseus, dan pencak silat. Tumbuhnya Tari Wayang dilatarbelakang dari sebuah pertunjukan Wayang Wong dan Tari Keurseus. Bentuk dari pertunjukan Tari Wong merupakan sebuah Dramatari berdialog, adapun ceritanya mengambil dari pertunjukan Wayang Golek”. Tutur Suhadi saat diwawancarai wartawan Rabu 1 Maret 2023 di ruang kerjanya.

Ini Baca Juga :  Dramatis, Penangkapan Pencuri Bermobil di Sumedang Diwarnai Aksi Kejar-kejaran

Dari tangan para kreator tari itu, lanjut Suhadi, Dibuatlah kemasan baru yaitu Tari Wayang yang merupakan perpaduan antara pertunjukan Wayang Wong dan mengambil gerak dari Tari Keurseus dan Tari Topeng. Tari ini tumbuh di wilayah Jawa Barat atau Priangan. Diantaranya Bandung, Garut, dan sumedang (Iyus Rusliana).

“Pada setiap daerah memiliki bentuk dan gaya tersendiri, hal itulah yang menyebabkan Tari wayang berbeda disetiap daerahnya yang menjadikan ciri khas tersendiri. Berdasarkan ciri khas kekaryaannya terlahir berkat ide kreatifnya yang berawal dari kegemarannya menari Tayub, kemampuan dalam Pencak Silat, kemudian mengasah ketrampilan menarinya dengan berguru kepada guru tari yang ada di Jawa Barat,” terang Suhadi.

Berguru di Jawa Barat tersebut, lanjut Suhadi, seperti Wentar, Resna, Martanegara, Tjetje Somantri, sehingga ia terispirasi untuk membuat garapan Wayang Wong dan menciptakan tarian yang bersumber pada cerita Mahabarata, Ramayana, Serat Menak, dan Legenda.

Ini Baca Juga :  Petugas Pantarlih di Kabupaten Sumedang Mengeluh, Ini Keluhannya

Tari Jayengrana Diciptakan Tahun 1942

“Hal ini bisa dikatakan inovasi dari Ono yang mampu mengembangkan bentuk pertunjukkan menjadi sebuah pertunjukkan lain yang berbeda. Salah satu karyanya adalah Tari Jayengrana yang diciptakan tahun 1942, mengambil dari cerita Serat Menak seperti tokoh Amir Hamzah,” Jelasnya.

Masih Kata Suhadi, Tari Jayengrana diciptakan tahun 1942. Kreativitas Ono tidak hanya dalam bidang tari, melainkan dalam musik iringan tari dan pembuatan mahkuta dalam busana tari, semua dapat ia kerjakan.

Tari Karya R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah sebagai salah satu seni unggulan Kabupaten Sumedang dan mempunyai ciri khas tersendiri, sehingga tarian tersebut sudah dijadikan Tari KaSumedangan.

“Menjadi tari kasumedangan terbukti dan tercatat bahwa pada tahun 1982 R. Ono Lesmana pernah mendapatkan anugerah seni, sekait dengan ketokohannya sebagai kreator atau seniman tari (wawancara, R. Husaeni Lesmana Kartadikoesoemah, April 2018),” Ujarnya.

Pewarisan, mendirikan sanggar pelatihan, menggelar event tari kasumedangan, sebagai bentuk promosi seni budaya kabupaten Sumedang, pendataan dan pendokumentasian potensi seni budaya.

Ini Baca Juga :  Wisata Metun Sajau di Kalimantan Utara: Pesona Alam dan Budaya Masyarakat Dayak Kenyah

“Berdasarkan Eksistensi kekaryaan Tari karya R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah tidak hanya tersebar di Sumedang saja, melainkan di Indramayu dan Bandung. Penyebaran tersebut berkat dukungan dari murid-murid Ono yang ikut serta dalam penyebaran. Dukungan tersebut ditunjukan oleh para murid-muridnya dengan membuka sanggar tari di daerahnya masing-masing,” Kata Suhadi.

Upaya Ono dalam menyebarkan tariannya tidak hanya dilakukan oleh muridnya, Ungkap Suhadi, tetapi melalui pemberitaan surat kabar. Hasil dokumentasi pertunjukan yang didokumentasikan kemudian disebarkan melalui media.

“Atas dedikasinya, pada tahun 1982 Ono dianugrahkan Hadiah Seni. Sehingga seiring berjalannya waktu, tari karya R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah tersebar ke daerah-daerah mengalami perkembangan yang dilakukan oleh pendidikan Informal. Seperti, sanggar-sanggar tari di Sumedang dan lembaga pendidikan formal seperti : SMK 10 Bandung, ISBI Bandung, UPI Bandung dan SMK PASA Sumedang,” tandasnya.