Sumedang Akan Perketat Pengawasan Tata Ruang

SUMEDANG – Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir didampingi Wakil Bupati Sumedang M. Fajar Aldila menghadiri Rapat Koordinasi Penanganan Banjir di Wilayah Bandung Raya, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut, yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bertempat di IPDN Jatinangor, Selasa (09/12/2025).

Gubernur Dedi menyampaikan rapat koordinasi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat upaya penanganan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Barat.

“Kita menyadari bahwa wilayah Bandung Raya, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut berada pada kawasan rawan sesar Lembang, rawan banjir dan longsor. Karena itu ruang terbuka hijau harus dipertahankan,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Jalan Desa Rusak, Mobil Anggota DPRD Sumedang Diadang Warga

Dedi juga menegaskan bahwa perizinan perumahan akan diperketat untuk mencegah pembangunan yang berpotensi menimbulkan risiko lingkungan.

“Perizinan yang sudah diberikan akan ditunda terlebih dahulu dan dievaluasi tata ruangnya agar tidak menimbulkan risiko tinggi terhadap lingkungan ke depan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Gubernur Dedi mengungkapkan Pemprov Jabar saat ini juga tengah berkonsentrasi pada keberlanjutan lahan perkebunan, termasuk areal teh, serta penataan kawasan di sekitar sungai.

“Kita akan lakukan monitoring, juga mengingatkan warga yang tinggal di sempadan sungai agar direlokasi, dan sungainya akan diperlebar,” tuturnya.

Ini Baca Juga :  Istri Korban Bacok Suami di Sumedang Alami 17 Luka Bacok, Kini Harus Dirujuk ke Bandung

Menanggapi arahan Gubernur Jawa Barat, Wabup Fajar menegaskan Pemkab Sumedang siap menindaklanjuti seluruh instruksi, terutama terkait evaluasi tata ruang, pengetatan perizinan, serta upaya menjaga ruang terbuka hijau di wilayah rawan.

Fajar menambahkan bahwa Pemkab Sumedang akan memperkuat dan melakukan monitoring terhadap kawasan di wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumedang.

“Kami akan memastikan pengawasan pemanfaatan ruang berjalan lebih ketat, terutama di area yang dinilai berisiko tinggi,” pungkasnya.