Situs Makam Bungur, “Ciri” Penyebaran Islam Pertama di Rancakalong Sumedang Jabar

Makam Bungur
Kuncen Sebut Situs Makam Bungur, "Ciri" Penyebaran Islam Pertama di Rancakalong

INISUMEDANG.COM – Situs Makam Eyang Kiayi Haji Ibrahim yang lebih dikenal dengan nama Makam Bungur, posisinya ditengah pemukiman warga tepat depan Terminal Rancakalong. Posisi Makam Bungur tersebut, merupakan pertanda adanya penyebaran agama Islam di tengah masyarakat pada ratusan tahun silam khususnya wilayah Rancakalong Sumedang Jawa Barat.

Eyang Kiayi Haji Ibrahim disebut-sebut leluhur Rancakalong sebagai cikal bakalnya penyebaran agama Islam yang pertama di Rancakalong. Sehingga, dalam situs makamnya diberi ciri (tanda) dengan pohon Bungur yang menyatu dengan pohon Beringin besar menjulang tinggi, berusia ratusan tahun.

Ditemui dirumahnya, Senin (10/01/2022) Yeti Sumiati yang mengaku cucu juru kunci (Kuncen) Situs Makam Eyang Kiayi Haji Ibrahim yaitu kakek Oso (ki Oso) (alhm). Yang merupakan garis keturunan Eyang Kiayi Haji Ibrahim (alhm) yang kini makamnya sangat dikeramatkan masyarakat.

Ini Baca Juga :  Akibat Rusak Parah, Akses Jalan Darmaraja-Cibugel Sumedang Rawan Kecelakaan

Sewaktu hidup, ungkap perempuan paruh baya ini (Yeti). Kakeknya (aki Oso) menunjuk dirinya agar melanjutkan penerus Kuncen atau juru kunci. Yaitu petunjuk bagi para peziarah Makam Bungur yang hampir setiap malam Jumat kliwon ramai berziarah memohon keberkahan.

“Konon ceritanya, Eyang Kiayi Haji Ibrahim pernah berangkat ke tanah suci Mekah dalam beberapa tahun untuk berguru mendalami agama Islam. Dan setelah pulang, dialah orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Rancakalong, “tutur Yeti.

Eyang Ibrahim Menggunakan Media Seni Budaya Tarawangsa Dalam Penyebaran Agama Islam

Dalam menyebarkan agama Islam tersebut, lanjut dia. Eyang Ibrahim menggunakan media seni budaya Tarawangsa, dimana sejarah seni budaya tersebut dulunya disebut Cupu Manik Astrajingga yang merupakan cikal bakal Sasaka 17 Rancakalong.

Ini Baca Juga :  Siapa Sangka Tanaman Hias dan Liar Ini Bisa Mengobati Kanker, Ini Penjelasannya

“Sehingga Desa Rancakalong merupakan asal muasal seni budaya Tarawangsa yang selanjutnya menyebar ke desa lain karena waktu itu digunakan sebagai media penyebarkan agama Islam”. ujar Yeti yang masih menyelusuri sejarah tersebut kapan terjadi karena tidak tertulis dalam buku sejarah.

Karena agama Islam itu ilmu putih atau ilmu suci, kata Yeti. Maka muncul mitos bagi orang-orang yang memang ilmu hitam seperti Dalang ingin kesohor atau ilmu pesugihan.

“Jika orang memegang ilmu hitam itu melewati Makam Eyang Haji Ibrahim. Maka orang tersebut akan apes atau sial karena ilmu hitamnya hilang, “sebutnya.

Ini Baca Juga :  Mengupas Kisah Ringkas 'Cawene Lantor' Istri Prabu Siliwangi di Sukatali Sumedang

Ditambahkan, Makam Eyang Kiayi Haji Ibrahim sangat dikeramatkan, sehingga tidak ada orang yang berani mengambil sesuatu dari makam, apalagi merusaknya. Namun jika ingin mencoba, silahkan akibatnya tanggung sendiri akibatnya.

“Pada suatu hari, pernah ada orang berani ambil dahan pohon Beringin, tanpa permisi, katanya mau dijadikan kayu arang. Namun tidak lama kemudian, orang tersebut meninggal dengan kondisi tubuh hangus terbakar seperti arang, “tuturnya.

Anehnya lagi, pernah dahan besar pohon beringin itu runtuh akibat ditiup angin besar. Namun tidak ada orang atau rumah yang tertimpa meski pohon beringin tersebut berdiri menjulang tinggi ditengah pemukiman warga.