SITH ITB Gelar Edukasi Dampak Pestisida bagi Kesehatan Keluarga di Sumedang

SUMEDANG, 2 Juli 2025 – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Kelompok Keilmuan Fisiologi, Perkembangan Hewan, dan Sains Biomedika (KK FPHSB) menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Kelurahan Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, belum lama ini.

Kegiatan ini mengusung tema “Edukasi untuk Meminimalisir Dampak Pestisida terhadap Kesehatan Ibu dan Anak”, dengan fokus utama pada penyadaran risiko paparan pestisida serta pemberian solusi praktis untuk mengurangi dampaknya.

Sejumlah dosen SITH ITB turut hadir, di antaranya Prof. Dr. Anggraini Barlian, Dr. Ayda Trisnawaty Yusuf, Dr. Lulu Lusianti Fitri, Rika Wahyuningtyas, Ph.D., dan Antonius Christanto, D.Sc., serta didukung mahasiswa.

Ini Baca Juga :  Atraksi Seni Budaya dan Festival Ribuan Timbel Semarakkan HUT ke-77 RI di Sumedang

Prof. Dr. Anggraini Barlian mewakili tim dosen mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen SITH ITB dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, khususnya dalam isu keamanan pangan dan perlindungan kesehatan keluarga.

Sesi utama diisi oleh Dr. Ayda Trisnawaty Yusuf yang memaparkan berbagai risiko kesehatan akibat paparan pestisida, khususnya bagi ibu hamil dan anak-anak. Ia menegaskan bahwa residu pestisida dapat terakumulasi dalam tubuh dan menimbulkan gangguan kesehatan jangka panjang, sehingga diperlukan langkah preventif sejak dari dapur, terutama saat mencuci bahan makanan.

Ini Baca Juga :  Upayakan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Tepat Sasaran, Pemkab Sumedang Susun Rencana Kerja Penggunaan DBH CHT

“Peserta dilibatkan dalam pelatihan praktis bersama dosen lainnya mengenai metode sederhana namun efektif untuk mengurangi residu pestisida pada sayur dan buah. Metode yang diajarkan meliputi perendaman dalam larutan air garam, air cuka, baking soda, serta penggunaan sabun khusus,” ujarnya.

Para peserta juga membandingkan efektivitas metode tersebut dengan mengukur pH dan total zat terlarut (TDS) dari hasil cucian.

Perwakilan Pemerintah Kelurahan Cipameungpeuk, Ibu Yeti menekankan pentingnya kegiatan edukatif semacam ini, terutama bagi masyarakat pedesaan yang masih sering bersentuhan dengan bahan kimia pertanian.

Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam sesi diskusi. Salah satu warga menyampaikan, “Saya jadi lebih paham bagaimana membersihkan sayuran yang aman untuk anak-anak. Sekarang lebih yakin saat menyajikan makanan untuk keluarga.” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Maksimalkan Pembakaran Kalori dengan Berlari: Faktor yang Mempengaruhi dan Tips Efektif

Sebagai penutup kegiatan, tim dosen SITH ITB menyerahkan bantuan dana pengembangan hidroponik kepada kelompok tani wanita setempat (Kelompok Tani Kartika 2).

Bantuan ini menjadi langkah awal menuju pertanian sehat dan berkelanjutan yang mendukung kualitas pangan rumah tangga.
Melalui kegiatan ini, SITH ITB berharap masyarakat tidak hanya memperoleh wawasan baru, tetapi juga semakin berdaya dalam menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan.