Berita  

Sandang Gelar Profesor, Ceppy Nasahi Soroti Pentingnya Penanganan dan Pengendalian Penyakit Pasca Panen

Bandung, 20 Februari 2025 – Prof. Dr. Ir. H. Ceppy Nasahi Ma’soem, seorang ahli pertanian terkemuka, menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Menekan Kehilangan Hasil Panen dengan Optimalisasi Penanganan dan Pengendalian Penyakit Pasca Panen” di Program Doktor Universitas Padjajaran (Unpad) Dipati Ukur Bandung, Kamis (20/2).

Dalam orasinya, Prof. Ceppy menyoroti pentingnya penanganan dan pengendalian penyakit pasca panen sebagai upaya untuk menekan kehilangan hasil pertanian yang signifikan.

Prof. Ceppy menjelaskan bahwa selama ini perhatian lebih banyak diberikan pada peningkatan produksi di kebun atau di lapangan, sementara upaya untuk mencegah kehilangan hasil setelah panen masih kurang diperhatikan. Padahal, kehilangan hasil pasca panen dapat mencapai angka yang sangat tinggi, terutama di negara berkembang.

Ini Baca Juga :  Pengumuman! Lomba Open Inovasi Berhadiah Jutaan Rupiah Digelar di Bandung

“Jika peningkatan produksi di kebun atau di lapangan umumnya hanya bisa mencapai 10%, kehilangan hasil setelah panen bisa mencapai 25% di negara maju, dan sampai 35% hingga 50% di negara berkembang. Aspek kehilangan hasil pasca panen yang begitu besar ini tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah maupun petani,” ujar Prof Ceppy.

Prof. Ceppy juga menyoroti penggunaan pestisida sintetis yang umum digunakan untuk mengurangi kehilangan hasil panen. Menurutnya, penggunaan pestisida sintetis memiliki efek negatif baik bagi lingkungan maupun bagi manusia sebagai konsumen. Oleh karena itu, ia mendorong pengembangan metode alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Ini Baca Juga :  1.244 Personel Diterjunkan Kawal TPS Pilkada Serentak 2024

Beberapa metode alternatif yang ia sebutkan antara lain penggunaan ekstrak tanaman atau pestisida nabati, penggunaan agen biologis, dan yang sedang ia kembangkan adalah penggunaan limbah pertanian sebagai zat antimikroba dalam penanganan pasca panen. Limbah pertanian tersebut diolah melalui proses pirolisis untuk menghasilkan asap cair yang memiliki potensi besar dalam menekan serangan penyakit.

“Berbagai penelitian menunjukkan kemampuan asap cair yang digunakan dari berbagai limbah dapat memberikan hambatan relatifnya mencapai 100% terhadap penyakit, dan ini sangat prospektif,” ujarnya.

Meskipun demikian, Prof. Ceppy mengakui bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memaksimalkan efektivitas metode-metode alternatif ini. Ia berharap penelitian terkait penggunaan asap cair, ekstrak tanaman, khamir, dan limbah pertanian terus dilakukan untuk menemukan cara terbaik dalam menekan penyakit pasca panen.

Ini Baca Juga :  Siswa-siswi Al Ma’soem Borong Juara Dalam Ajang Sukabumi Robotic Competition 2023

Di akhir orasinya, Prof. Ceppy menekankan bahwa penanganan dan waktu panen yang tepat, penyimpanan yang baik, serta penggunaan metode pengendalian penyakit yang ramah lingkungan sangat penting dalam pengelolaan pasca panen untuk mengurangi kerugian dan memastikan kualitas produk pertanian.

Orasi ilmiah Prof. Dr. Ir. H. Ceppy Nasahi Ma’soem ini diharapkan dapat membuka wawasan dan mendorong tindakan nyata dalam upaya menekan kehilangan hasil panen, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung ketahanan pangan.