INISUMEDANG.COM – Produk padi organik dari Desa Cikurubuk Kecamatan Buahdua Sumedang disebut akan menjadi Role Model atau percontohan di Jawa Barat.
Hal itu dikatakan Bupati Sumedang Donny Ahmad Munir kepada wartawan. Saat menghadiri pesta panen raya padi organik di Dusun Cilumping Desa Cikurubuk Buahdua, Sabtu kemarin (23/7/2022).
Bupati menyebutkan, ada 15 hektar lahan sawah yang sudah bersertifikat padi organik. Budidaya padi dengan pupuk organik banyak keuntungan dan manfaat.
“Selain berasnya lebih sehat, namun hasil panen lebih besar. Sehingga menguntungkan para petani ketimbang padi biasa yang masih menggunakan pupuk subsidi,” ujarnya.
Bahkan, lanjut dia, dalam proses pengolahannya, hanya menyiapkan pupuk berbentuk organik. Sehingga tidak bergantung kepada pupuk subsidi yang menggunakan obat kimia.
“Saya bersyukur, bahwa desa ini ada 15 hektar sawah yang bersertifikat sebagai padi organik. Bahkan kedepan, dari 15 hektar ini akan menjadi 100 hektar penghasil padi organik,” kata Bupati Dony.
Pemda, lanjut bupati, akan mesupport terus pengembangan pupuk organik untuk 100 hektar ini sehingga akan menjadi role model atau percontohan di Jawa Barat yaitu sebuah desa yang menggembangkan pani organik.
“Budidaya padi organik ini lebih efektif dan evisien, dan akan meningkatkan pendapatan para petani sehingga kesejahteraannya akan meningkat pula,” katanya.
Hasil Panen Padi Organik Cikurubuk 8,6 Ton
Sementara itu, Kades Cikurubuk Fadar Junawar mengatakan, 15 hektar sawah penghasil padi organik ini sudah diuji hasil oleh pihak BPS dengan hasil panen sekitar 8,6 ton per hektar gabah kering.
Hasil produksi ini, kata dia, sudah di atas rata-rata produksi yang ada di kecamatan Buahdua. Yaitu 7,4 ton perhektar atau di Kabupaten Sumedang 6,2 ton perhektar kabah kering.
“Bahkan saat ini, sudah mengembangkan kembali sekitar 25 hektar sawah padi organik di 7 kelompok tani dan sudah di sertifikasi satu kelompok tani,” tandasnya.
Membangun kemandirian bersama para petani, lanjut dia. Bisa membuat pupuk sendiri hanya dengan 3 orang dalam waktu 6 jam melakukan pola budidaya padi organik.
“Biaya untuk pengadaan pupuk, para petani turun sampai 70%. Rata-rata untuk 1 hektar sawah membutuhkan pupuk 7 kuintal pupuk bersubsidi dengan harga 260 ribu, berarti sudah di atas Rp 1,6 juta. Namun untuk 1 hektar jika para petani bisa buat pupuk sendiri dengan bahan yang ada hanya habis Rp 350 ribu,” tuturnya.
Pupuk organik sediakan di Bumdes untuk musim tanam berikutnya. Dengan cara dipinjamkan kepada petani dan dibayarnya setelah panen dengan harga setengahnya harga pupuk kimia di toko.
“Selain itu produksi padi organik meningkat, biaya menurun sehingga Bumdes sudah membeli gabah padi organik petani lebih mahal di atas harga pasar,” katanya.