Penulis : Rafly Muhammad Pasha
Pada dasarnya, kebijakan fiskal dalam organisasi mahasiswa khususnya di kampus seringkali menjadi hal yang dilupakan oleh para pemangku jabatan organisasi mahasiswa. Hal ini terjadi karena budaya serta perilaku cenderung konsumtif pemangku jabatan tersebut. Yang mengakibatkan kebutuhan dan pemasukan organisasi kerap berada di angka defisit ketimbang surplus.
Budaya dan perilaku konsumtif ini sering terjadi akibat rasa “gengsi” pemangku jabatan di setiap kepengurusan baru yang merasa harus membuat terobosan baru di tahun kepengurusan mereka. Yang berdampak pada bertambahnya kebutuhan finansial dalam organisasi tersebut.
Tidak jarang, para anggota organisasi menjadi ‘tumbal’ atas kebutuhan finansial baru yang tidak terpenuhi oleh anggaran. Maka dari itu, perlu adanya strategi kebijakan fiskal yang seimbang dengan kebutuhan organisasi mahasiswa. Agar dapat memberikan dampak positif terhadap reputasi organisasi.
Strategi kebijakan fiskal yang tepat dapat memainkan peran penting dalam keberlangsungan organisasi mahasiswa. Organisasi mahasiswa seringkali menghadapi kendala keuangan dalam membiayai kegiatan mereka, seperti seminar, workshop, dan berbagai program lainnya. Oleh karena itu, kebijakan fiskal yang tepat dapat membantu organisasi mahasiswa untuk mengelola anggaran mereka dengan lebih efektif dan efisien.
Pembebasan Pembayaran Kas
Sehingga ke depannya, mekanisme maupun keuangan pada organisasi bisa dapat bebas dari berbagai beban fiskal yang ada selama satu tahun masa jabatan.
Salah satu kebijakan fiskal yang dapat membantu organisasi mahasiswa adalah pengurangan maupun pembebasan pembayaran kas atau dana awal panitia (DAP) untuk kegiatan non-profit.
Kebijakan ini akan membantu anggota organisasi mahasiswa dalam menghemat biaya dan memungkinkan mereka untuk mengalokasikan dana mereka dengan lebih baik. Selain itu, kebijakan fiskal yang mendukung pemberian dana kegiatan dan bantuan kepada organisasi mahasiswa juga dapat membantu meningkatkan keberlangsungan program organisasi mahasiswa itu sendiri.
Sehingga dana yang diberikan dapat digunakan dengan mudah untuk membiayai kegiatan organisasi. Seperti program tahunan, kunjungan kerja, hingga seminar atau workshop.
Sebagai program strategis sektor keuangan, kebijakan fiskal dapat memfasilitasi kerjasama antara organisasi mahasiswa dengan sektor swasta. Melalui mekanisme fundraising atau BUMO atau Badan Usaha Milik Organisasi.
Adapun sektor kebijakan fiskal lain yang membantu organisasi lebih produktif adalah dengan mengimplementasikan strategi mengurangi kebutuhan belanja sekunder atau konsumtif. Contohnya festival musik sebagai closing kegiatan acara dan meningkat kebutuhan belanja primer atau produktif contohnya investasi keuangan organisasi.
Hal ini bertujuan agar seluruh arah program organisasi dapat berjalan dengan tepat fungsi serta produktif.
Strategi kebijakan fiskal yang menjadi kunci penting pada organisasi adalah dengan menggunakan mekanisme laporan keuangan per kuartal atau per tiga bulan. Yang bertujuan untuk menghitung kebutuhan pada kuartal yang akan datang tanpa harus memikirkan beban di kuartal sebelumnya.
Kemudian, kebijakan fiskal lainnya adalah dengan mengimplementasikan fungsi manajemen keuangan. Yaitu planning atau perencanaan, budgeting atau pengalokasian, controlling atau pengawasan, reporting atau pelaporan, dan auditing atau pengauditan.
Penulis adalah Rafly Muhammad Pasha Mahasiswa UNPAD juga Duta Baca Jawa Barat 2023, Seluruh isi dari tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulis.