INISUMEDANG.COM – Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Gelar Seminar Kebangsaan Bertajuk Demokrasi, Pemuda dan Pemilu: Merdeka Politik di Kampus Merdeka, Kamis, 15 Juni 2023.
Bertempat di Bale Santika, Universitas Padjadjaran, diskusi ini menghadirkan Ibu Jaleswari Pramodhawardani, selaku Deputi V Kantor Staf Presiden sebagai Keynote Speaker dan pembicara Ibu Caroline Paskarina, selaku Kepala Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Padjadjaran, Bapak Heroik Mutaqim Pratama dari Perludem, Bapak Dimas Oky Nugroho Founder Kader Bangsa.
Sejarah mencatat gerakan pemuda sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini banyak membawa perubahan. Di masa sebelum kemerdekaan, gerakan pemuda, baik secara individual, maupun kelompok berhasil mencetuskan Sumpah Pemuda yang digaungkan pada tahun 1928. Dan mendorong Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Hal tersebut menandakan bahwa pemuda merupakan subjek yang dapat membawa perubahan bagi Indonesia.
Jaleswari Pramodhawardani, Deputi V Kantor Staf Presiden menyatakan bahwa berkumpulnya pemuda di ruang Bale Santika. Kampus Universitas Padjajaran ini membuktikan bahwa pemuda memiliki kepedulian dan peran aktif dalam menyumbangkan gagasan-gagasan untuk bangsa.
Pemuda Diharapkan Dapat Berpartisipasi Aktif
Dalam konteks Indonesia modern, lanjutnya. Pemuda diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses konsolidasi demokrasi di Indonesia yang sudah berjalan selama 25 Tahun. Kendati persoalan politik belum menjadi persoalan yang menjadi perhatian anak muda, khususnya dinamika politik yang terjadi.
“Berdasarkan laporan Economist Intelligence Unit (EIU), Indeks Demokrasi Indonesia mengalami stagnasi di 6,71, tidak ada perubahan dibandingkan tahun 2021. Namun Indonesia harus turun ke peringkat 54,” ujarnya.
Deputi V Kantor Staf Presiden itu menyebutkan bila pengukuran indeks demokrasi ini disusun berdasarkan lima indikator yaitu. Pertama, Indikator proses pemilu dan pluralisme sebesar 7,92 poin.
Kedua, fungsi pemerintahan Indonesia memiliki skor sebesar 7,86 poin. Ketiga, indikator partisipasi politik memiliki skor sebesar 7,22 poin. Dan yang keempat, indikator kebebasan sipil di Indonesia mencatatkan skor sebesar 6,18 poin.
“Sedangkan yang kelima, indikator budaya politik Indonesia memiliki skor sebesar 4,38 poin. Indeks demokrasi EIU ini membagi negara-negara ke dalam empat kategori. Yakni demokrasi penuh, demokrasi cacat, rezim hibrida, dan rezim otoriter,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Heroik Mutaqim dari Perludem menyoroti bagaimana bonus demografi juga berdampak pada munculnya 60 persen pemilih muda pada Pemilu 2024.
“Ruang partisipasi anak muda saat ini tidak lagi bersifat konvensional. Dengan berbagai perkembangan, terutama teknologi dan digital, kontribusi anak muda dalam penyelenggaraan demokrasi dan pemilu bisa lebih luas dan banyak,” ungkapnya.
Peran Penyelenggaraan Kampus Merdeka
Hal ini senada disampaikan Kepala Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina menyebutkan. Bahwa keseharian kita sebenarnya punya kaitan dengan urusan politik (pilihan). Disinilah sebenarnya kampus, dengan adanya penyelenggaraan kampus merdeka memiliki peran untuk dapat mengubah narasi soal politik.
Carolin menambahkan, bahwa kampus selama ini belum dapat secara maksimal memberikan ruang bagi peningkatan literasi politik bagi mahasiswa. Karena capaian penyelenggaraan pendidikan di kampus sebatas untuk menciptakan tenaga kerja. Oleh karena itu, kampus seharusnya juga dapat menjadi ruang bagi para mahasiswa untuk meningkatkan literasi politik.
“Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, peran pemuda dinilai fundamental terutama dalam menghadapi tantangan global yang semakin dinamis dan kompleks di masa mendatang. Peran pemuda dalam mengawal proses demokrasi tidak hanya dilihat sebagai angka. Tetapi jauh lebih besar lagi, pemuda harus mendapatkan ruang untuk bisa berpartisipasi aktif dan berekspresi menyampaikan aspirasinya,” tuturnya.
“Oleh karena itu pendidikan kebangsaan dan politik sangatlah diperlukan bagi pemuda. Pengalaman sejumlah negara, baik di Asia maupun di Eropa hingga Amerika menunjukkan bahwa peran pemuda dalam membawa perubahan sangat signifikan,” ujarnya menambahkan.
Pada kesempatan yang sama, Founder Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho menyebutkan keterlibatan aktif pemuda dalam penyelenggaraan demokrasi. Kemudian gerakan anak muda dalam membawa perubahan harus dimulai dari kebutuhan mendasar.
Peran Pemuda
“Anak muda saat ini sebenarnya punya modal penting, yakni tidak memiliki beban dan trauma masa lalu, sehingga bisa bekerja dan berkolaborasi dengan siapa saja tanpa rasa permusuhan, inklusif – tanpa diskriminasi untuk kemajuan bangsa dan negara. Dengan begitu, anak muda bisa lebih banyak memberikan kontribusi pada masyarakat dan negara,” ungkapnya.
Salah satu yang menjadi urgensi dalam menilik peran pemuda adalah partisipasinya dalam rangka mengawal pelaksanaan demokrasi di Indonesia khususnya pemilu. Mengusung tahun politik di tahun 2024, diskusi mengenai gagasan demokrasi dan politik menjadi hangat untuk diperbincangkan.
Oleh karena itu, lanjut Oky, Rumah Kebangsaan bersama dengan Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Padjadjaran bersama-sama menyelenggarakan diskusi bertajuk “Demokrasi, Pemuda dan Pemilu: Merdeka Politik di Kampus Merdeka”.
“Harapannya melalui kegiatan ini, mahasiswa Unpad dan Mahasiswa umum lainnya dapat memperoleh pengetahuan tentang dinamika politik, bagaimana bersikap sebagai pemuda di dalam pemilu dan kontribusi apa yang dapat dilakukan sebagai pemuda dalam mengawal demokrasi di Indonesia,” tandasnya.