Cuaca Ekstrim dan Bahan Baku Sulit Dicari di Sumedang, Jadi Pemicu Harga Tembakau Melambung Tinggi

Harga tembakau
H Atam pengusaha tembakau asal Sukasari Kabupaten Sumedang.

INISUMEDANG.COMCuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Sumedang dan daerah Jawa Barat baru-baru ini, menyebabkan para petani tembakau mengalami gagal panen. Imbasnya, Bahan Baku rokok tersebut sulit dicari. Tak hanya itu, minimnya petani yang menanam tembakau membuat harga tembakau menjadi tidak terkontrol. Bahkan, yang awalnya Rp70 ribu per kg melonjak naik menjadi Rp170 ribu per kg.

Kondisi ini, dikeluhkan para pengusaha tembakau di Kecamatan Sukasari dan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Sebagaimana diketahui, Tanjungsari dan Sukasari sebagai produsen pengolahan tembakau Sumedang yang paling terkenal karena rasanya. Namun, karena sulitnya mencari bahan baku sehingga pendapatan mereka menurun.

“Kami mengeluhkan kondisi cuaca yang ekstrem, berujung kepada sulitnya mendapatkan bahan baku tembakau. Biasanya kami mendapatkan bako dari Lombok dan Bojonegoro yang biasa ngirim sekarang tidak ada. Biasanya bulan Januari ini gudang selalu penuh oleh barang, karena pesanan mulai rame, tapi sekarang tidak ada barang”. Kata pengusaha tembakau asal Sukasari, H. Atam baru-baru ini.

Harga Tembakau Naik Lantaran Bahan Baku Sulit Didapat

H. Atam mengaku, alasan sulitnya mendapatkan bahan baku lantaran para petani yang menanam tembakau. Baik di daerah Sumedang maupun di Bojonegoro mengalami gagal panen. Lantaran cuaca yang ekstrem membuat sawah warga terendam banjir.

Ini Baca Juga :  Di Era Digital, bank bjb Tetap Menjaga Mutu Walk-in Service

“Bahan baku ada namun sedikit, seperti dari Lombok, Bojonegoro, yang habis dibeli oleh pemegang modal atau perusahan pabrik rokok besar. Sehingga tidak bisa menjual keluar daerah,” ungkapnya.

Ia mengaku, biasanya mengandalkan membeli daun bahan mentah dari Darmawangi, Tomo, dan Bantarujeg Majalengka namun tidak maksimal karena cuaca tidak bersahabat. Sebab, menurutnya, daun tembakau yang bagus tergantung cuaca, jika cuaca tidak menentu seperti sekarang, jelas mempengaruhi kualitas tembakau.

“Saat ini banyak pesanan dari Palu, Bali, namun karena minim barang sehingga tidak bisa terpenuhi, kalau rata-rata kerugian menurun sekitar 20 persen,” ucapnya.

Ini Baca Juga :  Festival Kopi Sumedang ke-3, Wabup Erwan : Jangan Ada Sistim Ijon Untuk Para Petani Kopi

Biasanya, kata ia, bahan baku yang telah dibeli dari beberapa petani berupa daun atau tembakau yang sudah diiris diolah kembali. Sesudah diolah biasanya dijual perkantong ada yang 60 gram, 50 gram, 80 gram. Dijual kisaran 5 sampai 10 ribu perkantong, sekarang sudah tidak terkejar harga tembakau segitu, karena harga bahan bakunya diatas 100 ribu per kg.