INISUMEDANG.COM – Ditengah padatnya pemukiman penduduk di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor, ada saja peluang bisnis yang bisa dilakukan meski diatas loteng. Ya, meski dengan modal pas-pasan, para pemuda di Dusun Bojong RW 15 Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor ini mampu membuat kebun tanaman hidroponik.
Berawal dari hobi bercocok tanam, sejumlah pemuda di Dusun Bojong Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor mampu menyulap genting dan loteng rumah menjadi kebun hidroponik. Dilahan sempit berukuran 6×9 meter itu, para pemuda yang tergabung dalam kelompok tani hidroponik Melactukasuhunan itu mampu menghasilkan 20 Kg tanaman hidroponik dalam seminggu.
Meskipun lahan seluas itu dirasa masih sempit karena permintaan tanaman hidroponik di pasaran sangat laku keras. Namun, karena terbatas modal mereka hanya bisa bercocok tanam di atas loteng dan ditengah gang sempit.
Adalah Jamaludin (40) dan Rusna Kustiwa pemuda asal Bojong yang menjadi penggagas kebun hidroponik itu. Memiliki cita cita yang tinggi untuk memberdayakan pemuda yang nganggur dan efek lockdown, menjadi tekad kuat dia mengeluarkan uang Rp15 juta untuk modal awal.
Ide Bertani Di Lahan Sempit dengan Sistem Hidroponik
“Awalnya dari hobi bertani, kemudian karena terhimpit oleh bangunan rumah dan pabrik sehingga lahan pertanian berkurang. Nah jadi ada ide bertani di lahan sempit dengan sistem hidroponik,” katanya, Selasa (11/10/2022).
Di lahan berukuran 6×9 meter itu, dia dapat menanam 3000 lubang tanaman hidroponik, dengan produksi sekitar 10 sampai 20 Kg tanaman (Jenis Kangkung, Pakcoy, dan Bayam) per minggu. Dari hasil produksi nya itu mendapatkan Rp600.000 per minggu. Meskipun untuk menutupi permintaan pasar membutuhkan 1 ton per minggu.
“Bertani hidroponik itu sudah dilakukan sejak Oktober 2019. Ya, sambil jalan alhamdulillah sudah menambah lubang (membeli pipa saluran air dan rak dari baja ringan) Sekarang bertambah booming karena lockdown dan tidak ada kegiatan, jadi masyarakat biasa juga banyak yang meniru,” katanya.
Menurutnya, bertani hidroponik itu sangat menguntungkan. Sebab harga jual tanaman hidroponik beda dengan tanaman biasa. Apalagi, jika yang membeli distributor swalayan dan supermarket. Sebab, tanaman hidroponik lebih bersih dan bebas pestisida. Kemudian, rasanya lebih enak dari pada tanaman biasa.
“Alhamdulillah permintaan banyak, bahkan teu kawadahan. Permintaan pasar jauh lebih besar, namun karena terkendala modal, jadi hanya bisa memanen 20 Kg per minggu. Kalau ada modal mah kita target 50.000 lubang dengan hasil 2,5 ton per bulan. Kalau dikalkulasikan ya kira kira mendapatkan keuntungan Rp40 juta per bulan,” katanya.