INISUMEDANG.COM – Mendengar nama Nyi Tjitjih atau Miss Tjitjih mungkin terasa asing bagi sebagian besar warga di Kabupaten Sumedang. Namun, tidak demikian bagi warga di Jakarta Pusat. Iya, warga di Jakarta Pusat pasti tidak asing lagi dengan nama Miss Tjitjih, karena itu adalah nama sebuah Gedung Kesenian di Jl. Kabel Pendek, RT 9 RW 2, Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Namun siapa sangka bila nama gedung pertunjukan kesenian itu diambil dari nama seorang pemain teater asal Sumedang bernama Nyi Tjitjih.
Dilansir IniSumedang.Com dari laman resmi milik Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, awal mula penamaan Gedung itu berawal dari munculnya Sandiwara Sunda Miss Tjitjih adalah Sandiwara Sunda dengan nama seorang Diva Sandiwara Sunda pada tahun 1928 asal Sumedang, Nyi Tjitjih atau Miss Tjitjih.
Berdasarkan sejarahnya, ketika masih remaja, Nyi Tjitjih masih bermain teater di daerah asalnya yaitu Sumedang. Hingga dirinya kemudian bertemu dengan Grup Opera Valencia, kelompok sandiwara keliling asal Jawa Timur, yang dipimpin oleh Sayyed Aboebakar Bafaqih yang kebetulan lagi mengadakan tur di Jawa Barat dan singgah di Sumedang pada tahun 1926.
Terpukau dengan penampilan Nyi Tjitjih di atas panggung, Bafaqih mengajak Nyi Tijtih yang saat itu masih berusia 18 tahun untuk bergabung dengan grup sandiwara pimpinannya.
Bak gayung bersambut, Nyi Tjitjih menerima ajakan Bafaqih dan grup Opera Valencia kemudian berubah nama menjadi Sandiwara Miss Tjitjih.
Setelah berubah nama, kelompok itu berkembang pesat, dan Nyi Tjitjih semakin populer. Dan pada tahun 1928, kelompok ini hijrah ke Jakarta.
Puncak Keemasan Sandiwara Miss Tjitjih
Pada tahun 1951, Sandiwara Miss Tjitjih mendapat tempat di Jalan Kramat Raya No.43 Jakarta Pusat. Di masa itu, kelompok teater itu mencapai puncak keemasan.
Hampir setiap hari Sandiwara Miss Tjitjih melakukan pementasan dan menarik minat penonton dari berbagai daerah dari luar Jakarta.
Selain itu, banyak pihak memberikan apresiasi positif terhadap kelompok Sandiwara Miss Tjitjih yang dinilai telah melestarikan seni tradisional.
Sepeninggal Miss Tjitjih dan Bafaqih, kelompok teater ini sempat berpindah tempat. Sebab, tempat awalnya yang berada di Jalan Kramat Raya No.43 Jakarta Pusat dijual oleh para ahli waris.
Selanjutnya, Harun Bafagih, satu-satunya anak Abu Bakar Bafagih yang mempunyai jiwa seni memutuskan untuk meneruskan jejak ayahnya.
Dia memulai kembali Sandiwara Miss Tjitjih dengan membangun sebuah tempat di Jalan Stasiun Angke, No.2 Jakarta Barat. Namun, pada tahun 1987, namun tempat itu pun akhirnya tergusur.
Setelah kelompok itu membentuk Yayasan, Pemerintah DKI Jakarta kemudian membangun Gedung Kesenian Miss Tjitjih di daerah Cempaka Baru, Kemayoran Jakarta Pusat.
Hingga kini, selain digunakan untuk tempat pementasan, Gedung Pertunjukan Kesenian Miss Tjitjih juga biasa digunakan untuk latihan teater dan kegiatan seni lainnya.
Dilansir dari sumber lainnya, Nyi Tjitjih atau Miss Tjitjih merupakan gadis cantik kelahiran Sumedang tahun 1908. Ia mulai terkenal bernama Nyi Tjitjih pada tahun 1923 sebagai pemain sandiwara di daerah Sumedang (pada usia 15 tahun).
Nyi Tjitjih adalah seorang pemain multitalenta (berakting, menyanyi, menari, dan cantik), dan sangat terkenal pada waktu itu di Sumedang. Ia hanya bisa berbahasa Sunda, dan tidak bisa bahasa melayu.
Kini, gedung Kesenian Miss Tjitjih berada di bawah naungan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Selain digunakan untuk tempat pementasan, Gedung Pertunjukan Kesenian Miss Tjitjih juga biasa digunakan untuk latihan teater dan kegiatan seni lainnya tanpa dipungut biaya.
Untuk berkunjung kesini, kamu bisa naik Bus Transjakarta tujuan Pulo Gadung Harmoni dan turun di Halte Pasar Cempaka Putih.