Berita  

Musim Kemarau, Tapi Masih Turun Hujan, Begini Penjelasan BMKG

Ilustrasi Hujan/Pixabay

INISUMEDANG.COM – Meski sudah memasuki musim kemarau, tapi beberapa hari ini Kabupaten Sumedang dan sekitarnya masih diguyur hujan.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di Bulan Juli dan Agustus 2024.

Dikutip dari laman resmi BMKG,
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyampaikan, sebagian besar wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

Akan tetapi, lanjut dia, perlu diluruskan bahwa meski statusnya adalah musim kemarau tapi bukan berarti tidak turun hujan sama sekali. Dan hujan yang turun pun dengan intensitas curah hujan di bawah 50 mm / dasarian.

Ini Baca Juga :  Kecuali Telur, Harga Sembako di Pasar Kota Sumedang Masih Stabil Jelang Ramadan

“Benar sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024 yaitu sebanyak 77,27%, dimana 63,95% durasi musim kemarau diprediksi terjadi selama 3 hingga 15 dasarian. Kendati demikian bukan berarti dalam periode kemarau tidak ada hujan sama sekali, tetap turun hujan meski kisaran di bawah 50 mm/dasariannya,” terangnya Jumat 4 Juli 2024

Sepekan ke depan, Guswanto menuturkan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di sejumlah wilayah Indonesia. Fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional – global yang cukup signifikan. Diantaranya, termonitornya aktivitas fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial di sebagian besar wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Sebagian besar Papua. Selain itu, suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia memberikan kontribusi dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Indonesia.

Ini Baca Juga :  Dua Rumah Warga Regol Wetan Sumedang Terancam Longsor

“Fenomena atmosfer inilah yang memicu terjadinya dinamika cuaca yang berakibat masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia,” ungkapnya.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menyampaikan, kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/angin kencang di sebagian besar wilayah Indonesia pada tanggal 5 hingga 11 Juli 2024.

Adapun wilayah tersebut, sambung Andri ialah Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua.

Ini Baca Juga :  Gercep! Polresta Bandung Bantu Penumpang Terlantar di Jalur Mudik

Untuk itu, Andri mengimbau, agar masyarakat untuk mewaspadai terhadap kemungkinan adanya potensi hujan yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang. Khusunya masyarakat yang berada di wilayah perbukitan, dataran tinggi, juga sepanjang daerah aliran sungai.

Andri juga mengimbau supaya masyarakat dapat memanfaatkan masih turunnya hujan ini untuk menabung air.

“Jadi hemat dan menggunakan air secara bijak, supaya memiliki cadangan air saat Puncak Musim Kemarau melanda wilayah kita nantinya” tegasnya.