INISUMEDANG.COM – Mitos atau Ramalan Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang, ternyata sudah diramalkan dalam Uga Keuyeup Bodas Resi Aji Putih dan wangsit Siliwangi.
Sebelum membahas ramalan tersebut, mari kita bahas pengertian dari Uga dan Wangsit.
Dilansir IniSumedang.Com dari berbagai sumber, Uga dalam Bahasa Sunda disebut juga Cacandran atau Pesan- pesan atau Perkataan Leluhur Jaman dahulu yang disampaikan dalam bentuk lisan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Uga sendiri ditulis leluhur kepada garis keturunannya supaya terhindar dari bahaya dan musibah, serta selalu ada dalam keselamatan.
Sementara Wangsit dalam bahasa sunda memiliki arti ucapan yang mengandung pesan. Sedangkan jika di artikan secara harfiah, Wangsit Siliwangi adalah ucapan yang mengandung nasehat yang di sampaikan Prabu Siliwangi.
Sementara itu, dilansir IniSumedang.Com dari Cipakudarmaraja.blogspot
Ramalan tentang Waduk Jatigede Jebol itu bukan hanya teramalkan dalam Uga Keuyeup Bodas Resi Aji Putih, Berikut isinya:
“Jatigede dikeueum bakal ngahudangkeun Keuyeup Bodas anu bakal ngabobol bendungan, Cipelang Cikamayangan, Bandung Heurin Ku Tangtung, Sumedang Ngarangrangan, Kadipaten Kapapaten, Tomo Totolomoan, Cirebon Kabongbodasan, Ujungjaya Ujung Kajayaan, Warung Peti Tempat Mayit, dll”.
Yang Artinya: Jatigede apabila digenangi akan membangunkan kepiting putih yang akan menjebol bendungan.
Adapun Kepiting Putih yang dimaksud, bukanlah kepiting hewan air seperti yang kita tahu, dalam Uga ini yang dimaksud Kepiting Putih adalah Sesar Baribis, Lembang, dan Cimandiri yang nyambung dan membentuk lengkung seperti kepiting.
Isi Wangsit Siliwangi
Selain dalam Uga Resi Aji Putih juga ramalan Waduk Jatigede akan jebol juga tertuang dalam Wangsit Siliwangi,
Yang berbunyi: “Ulah sina talangké, sabab talaga bakal bedah! Dia nu di beulah kulon! Papay ku dia lacak Ki Santang! Sabab engkéna, turunan dia jadi panggeuing ka dulur jeung ka batur. Ka batur urut salembur, ka dulur anu nyorang saayunan ka sakabéh nu rancagé di haténa. Engké jaga, mun tengah peuting, ti gunung Halimun kadéngé sora tutunggulan, tah éta tandana; saturunan dia disambat ku nu dék kawin di Lebak Cawéné. Ulah sina talangké, sabab talaga bakal bedah! Jig geura narindak! Tapi ulah ngalieuk ka tukang!”
Adapun terjemahannya yaitu; Kalian yang di sebelah barat! Carilah oleh kalian Ki Santang! Sebab nanti, keturunan kalian yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke saudara sedaerah, ke saudara yang datang sependirian dan semua yang baik hatinya. Suatu saat nanti, apabila tengah malam, dari gunung Halimun terdengar suara minta tolong, nah itu adalah tandanya. Semua keturunan kalian dipanggil oleh yang mau menikah di Lebak Cawéné. Jangan sampai berlebihan, sebab nanti telaga akan ambrol! Silahkan pergi! Ingat! Jangan menoleh kebelakang!
Didalam artikel yang ditulis oleh Didie Kusmayadi pada tanggal 13 November 2015 itu dituliskan juga hasil Dewan Pemerhati Kehutanan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS).
Dimana hasil kajiannya yaitu, disarankan agar pembangunan waduk Jatigede dibatalkan, mengingat adanya gangguan neotektonik (pergeseran sesar, gempa-bumi, pembentukan push-up swells/sembulan) yang akan terjadi, sehingga mungkin akan mengakibatkan pecahnya tanggul akibat gempa dan pergeseran sesar-sesar dan pedangkalan dasar waduk yang terus menerus akibat proses pembubungan akibat push-up swells (sembulan).
Selain itu, perlu diperhitungkan banyaknya/volume dan kecepatan sedimentasi (pengendapan) aluvial dan eluvial. Apabila volume dan kecepatan sedimentasi besar akan terjadi penumpukan sedimen aluvial dan eluvial yang besar dan cepat, sehingga terjadi pendangkalan waduk secara cepat.
Itulah Mitos atau ramalan yang memprediksi bahwa Waduk Jatigede akan Jebol, Wallahualam..
Sekilas tentang Waduk Jatigede
Waduk Jatigede dibangun dengan membendung aliran Sungai Cimanuk di wilayah Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang dengan dengan kapasitas tampung 979,5 juta meter kubik air.
Waduk Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia, yang diresmikan pada tahun 2015 oleh Presiden RI Joko Widodo.
Area genangan Waduk Jatigede meliputi 28 desa di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede dan Kecamatan Jatinunggal.
Waduk Jatigede Waduk Jatigede pun memiliki fungsi utama untuk sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).