Menuju Sekolah Adiwiyata, SMA Guna Cipta Peringati Hari Peduli Sampah Nasional

INISUMEDANG.COM – Ihtiar menuju Sekolah Adiwiyata, SMA dan SMK Guna Cipta Dusun Bujil Desa Sindanggalih Kecamatan Cimanggung menggelar Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diikuti ratusan siswa, guru, dan civitas akademika Yayasan Guna Cipta di Aula SMA Guna Cipta, Jumat (23/2/2024).

Kepala SMA Guna Cipta Muhamad Fadhlan Irfan Darmawan mengatakan acara itu memang bagian dari program P5 Kurikulum Merdeka, hanya saja dikolaborasokan dengan program Desa Bestari (Bersih, tangguh, Mandiri Lestari) dengan PT CCEP dan Organisasi Pemuda Gempa Jabar. Dengan tema yang diangkat Atasi Sampah Plastik dengan Program Produktif, diharapkan para siswa mampu memilah sampah organik dan anorganik serta mengolahnya menjadi barang bermanfaat dan bernilai jual tinggi.

“Jadi kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Yayasan Guna Cipta dan Desa Bestari, Coca Cola, dan Ormas Gempa. Ini sebetulnya sudah berjalan selama 3 bulan, bahkan di kami ada program sedekah sampah. Jadi sampah sampah sekolah seperti kertas dan botol plastik kita kumpulkan dan kita sumbangkan ke Ormas Gempa untuk dikelola. Nah, uang hasil penjualan sampah itu, kita bagi dua 50 persen untuk Gempa 50 persen untuk kegiatan sekolah,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Ratusan Milenial di Sumedang Ikuti Diklat 3 in 1 Social Media Marketing

Menurut Fadhlan, program jangka panjangnya untuk program sekolah hijau atau sekolah ramah lingkungan, kami menargetkan Yayasan Guna Cipta memperoleh predikat Sekolah Adiwiyata. Sekolah Adiwiyata sendiri memiliki makna, tempat yang ideal bagi seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam kehidupan sosial, khususnya di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Terdapat empat komponen dalam program Adiwiyata, yaitu kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, kurikulum sekolah berbasis lingkungan, kegiatan sekolah berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan. Nah di kami sedang berjalan itu pengelolaan sampah dan pengurangan jumlah buang sampah sembarangan,” ungkapnya.

Sementara itu, Denny Wahyudi selaku Public Affairs Manager CCEP Indonesia West Java Operation mengatakan, Coca cola Eropacifik Partner (CCEP) sendiri di wilayah Jawa Barat, telah mengembangkan program berbasis masyarakat yang disebut Desa Bestari. Tujuannya untuk mendukung masyarakat setempat dengan prakarsa lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan kewirausahaan. Melalui program Desa Bestari, CCEP Indonesia juga mendorong pertumbuhan ekonomi sirkular dan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik di pasar lokal.

Ini Baca Juga :  Uji Coba Makan Bergizi di SDN Sirahcai Dimonitoring Pj Bupati Sumedang

“Kalau bicara mengenai lingkungan itu sangat terkenal dengan namanya Hari Peduli Sampah Nasional, nah kita menyebutnya dengan HPSN dan dari Coca cola Indonesia setiap tahun selalu berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup mendukung program pemerintah dari KLHK. Bagaimana kegiatan HPSN ini bisa disemarakan. Intinya adalah bagaimana mengajak berbagai macam stakeholder apalagi komunitas supaya lebih semangat lagi untuk giat mengolah sampah,” ujarnya.

Terkait program di SMA Guna Cipta, pihaknya mengedukasi bagaimana mengatasi sampah anorganik agar menjadi produktif. Alhamdulillah dari Coca Cola sendiri lewat PT Amanda Bunda Nusantara dan Yayasan Mahija Parhita sudah memiliki pabrik pengolahan sampah anorganik dalam bentuk botol. Sehingga setiap kemasan botol yang berbentuk soda, ada istilah recycle.

Ini Baca Juga :  Begini Cara SMK Kehutanan Rimba Bahari Sumedang Cegah Tawuran dan Kenakalan Remaja

“Kebetulan di wilayah Jawa Barat khususnya di Sumedang kita punya program yang namanya Desa Bestari. Ada tiga titik yang saat ini pelaksanaan Desa Bestari, pertama di Desa Cihanjuang Kabupaten Sumedang, kemudian di Desa Linggar Kecamatan Rancaekek, dan di Bandung Barat. Desa Bestari ini menciptakan berbagai macam empat pilar diantaranya ada pilar kesehatan, kewirausahaan, lingkungan, dan pilar pendidikan,” ungkapnya.

Dan ini adalah salah satu bagian kita bergerak ke sekolah-sekolah dan kegiatan ini terlaksana di seluruh Indonesia. Kami kalau ada 8 pabrik berarti ada 8 titik kita melaksanakannya. Kebetulan saat ini kita melaksanakan di 12 titik, karena ada wilayah-wilayah seperti Medan, Palembang, Padang, dan di Lampung di Jawa Barat sendiri kita melaksanakan di salah satunya di Yayasan Guna Cipta.