Mengupas Kisah Ringkas ‘Cawene Lantor’ Istri Prabu Siliwangi di Sukatali Sumedang

Istri Prabu Siliwangi

INISUMEDANG.COM – Sebagai Kabupaten yang kaya akan sejarah di Jawa Barat, Sumedang menyimpan banyak cerita sejarah dan kebudayaan peradaban. Salah satu warisan yang perlu diteliti oleh para ahli sejarawan adalah ‘Cawene Lantor‘ yang disebut merupakan salah satu istri dari Prabu Siliwangi.

Dilansir dari Youtube guarcarita berdasar dari Ketarangan dari kang wardi salahsatu juru Kunci Makam Joglo. Cawene Lontar itu adalah sebutan perempuan tinggi langsing semampai maka disebut Cawene Lantor.

Cawene Lantor sendiri adalah istri dari Pamanah Rasa atau Prabu Siliwangi kedua yang bernama ibu Nyimas Ratu Centring Manik.

“Mungkin dulu waktu prabu Siliwangi berkunjung, beliau berkelana dan singgah di daerah Cipelang di kediaman Cawene Lantor masyarakat sekarang lebih mengenal dengan sebutan Gunung Geulis.

“Beliau kesini bersama kakaknya yakni Sri Arya Piwarecinde.
Kisah pada Zaman dulu ada penduduk Ambit ingin menonton Jaipongan itu bukan dari Sukatali atau Ambit tapi di Cawene Lantor. Merupakan salah satu keanehan sebab orang Sukatali menyangka suara Jaipongan berasal dari Ambit. Tetapi orang Ambit pun menyangka sumber suara Jaipongan berasal dari Desa Sukatali padahal dari Cawene Lantor (Gunung Geulis) Cipelang sekarang masuk desa Sukatali.

Ini Baca Juga :  Legenda Situs Makam Buyut Malandang Sumedang, Sang Protokoler yang Sakti

Sampai tahun 80-an masih sering terdengar suara Jaipongan. Menurut keterangan itu merupakan alat gamelan dari kerajaan Padjajaran ya disebut Cawene Lantor.

“Ceritanya jadi ketika warga Sukatali dan Ambit mau menonton Jaipongan hanya ada suara gaib tidak ada pertunjukan jaipongannya. Setelah tahu mereka kembali tidak jadi menonton. Suara tersebut sering terdengar pada bulan bulan tertentu tidak tiap Minggu atau tiap bulan. Sekarang jarang terdengar, waktu saya melakukan tawasulan dan melakukan wirid.” jelas Wardi.

Dikatakan Wardi, di Gunung Geulis sendiri terdapat beberapa makam keramat yakni Nyimas Ratu Centing Manik, Sri Arya Piwarecinde, Gulutuk Galung Kidang Kecana Gulutuk Leor Kencana, Aki Jangkung dan Eyang Kuncung Putih.

Ini Baca Juga :  Pembinaan SAKIP di Sumedang Selatan 'Mundel'

“Setahu saya ada sekitar Lima makam,” tandasnya.