INISUMEDANG.COM – Kawasan Jatinangor memang tidak hanya kawasan pendidikan, namun juga sebagai pusat jasa dan Bisnis. Tak pelak para investor memanfaatkan Jatinangor sebagai ladang pundi-pundi rupiah. Tak hanya pebisnis besar, namun Bisnis kecil-kecilan dan UMKM juga menjamur di sana.
Mulai Bisnis hotel, apartemen, kos-kosan, pertokoan, laundry, dan Bisnis cuci motor. Seperti yang ada di Jalan Ir Soekarno Jatinangor depan kantor SPTH Jatinangor 50 meter dari gerbang ITB Kampus Jatinangor. Bisnis cuci motor yang tak bermerk ini memang tengah digandrungi masyarakat terutama mahasiswa.
Sebab, selain harganya yang murah juga pengerjannya cepat. Awalnya, cuci motor ini menarip Rp8000 untuk motor bebek, matik, dan Rp10.000 untuk motor sport dan motor diatas 150 cc. Namun, pasca pandemi Covid-19, harganya jadi Rp10.000 untuk semua jenis motor.
Memang, untuk harga cuci motor ini terbilang murah. Sebab, jika di jasa cuci motor steam, harga untuk motor kecil dibawah 150 cc itu Rp15.000. Sedangkan motor diatas 150 cc itu harganya Rp20.000.
Maka tak heran jika omzetnya perhari mencapai Rp1 juta atau 100 motor per hari. Bahkan, jika selepas hujan, omzetnya bisa mencapai Rp2 juta per hari.
“Ya rata rata perhari 100 motor. Jika dikalikan 10 ribu maka pendapatan kotor mencapai 1 juta. Jika selepas hujan, dan besoknya cerah bisa mencapai 200 motor per hari,” ucap Cucu Sutara pegawai cuci motor.
Cucu mengatakan, Cuci motornya memang murah, karena disesuaikan dengan kantong mahasiswa. Namun, treatmen nya pun disesuaikan dengan harga. Dan kecepatan memang diutamakan daripada kualitas mencuci.
“Disini itu pengerjaannya cepat, dan bisa ditunggu hanya 10 menitan. Memang tidak sebersih mencuci di steam karena memang harganya juga beda,” ungkapnya.
Meski demikian, banyak pelangganya yang tertarik bahkan tak rugi mencuci di sana. Bahkan, tak pernah ada yang komplen, meskipun hasil cucianya tidak sebersih di tempat cuci steam profesional.
Mahasiswa Jadi Dampak Positif Bisnis di Jatinangor
Bedanya, pengerjaan di cuci steam profesional memang dikerjakan oleh 2 orang per 1 motor. Dan memang mendapatkan treatmen lebih seperti ban disemir, body motor diberi kit pengkilap dan disiram busa sabun. Jika di tempat cuci motornya, hanya dicuci konvensional dengan sabun biasa dan dilap kering menggunakan kanebo.
“Pernah ada yang bawa motor Xmax mencuci di sini, pemilik motor nanya, berapa harganya, kata saya 10 ribu sama dengan motor kecil. eh tak tahunya, dia membawa rekan-rekannya untuk mencuci motor di sini,” ujarnya.
Tak bisa dipungkiri, kata dia, memang yang membawa dampak positif bisnis di Jatinangor memang karena adanya mahasiswa. Sebab, waktu covid 19, karena mahasiswa belajar online, sehingga sempat terjadi penurunan omzet. Per hari hanya dapat 10 sampai 20 motor itu juga pemotor tukang ojeg online.
“Kalau lagi liburan mahasiswa, pasti sepi karena paling mengandalkan warga lokal dan pengemudi ojek online,” ujarnya.
Dia memaparkan, pendapatan sehari 1 juta itu dibagi 4 karyawan. Kemudian dipotong biaya operasional Rp250 ribu per hari. Sehingga, pendapatan bersih Rp187.500 per hari per orang.
“Tapi kan pendapatan itu tak menentu, kadang lagi ramai, kadang tidak. Jadi ya kami itungannya tidak per hari sejuta. Jadi pendapatan 1 hari 1 juta itu itungan kotor, belum biaya beli sabun, kanebo, bayar listrik, air dan kontrakan. Kalau gajih mah keitung Rp1.5 juta sampai Rp2 juta per bulan,” tandasnya.